Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo meminta seluruh duta besar untuk negara sahabat memiliki kemampuan untuk melihat peluang kerja sama ekonomi yang ada di negara lain.
Dalam sambutannya saat membuka rapat kerja pimpinan Kementerian Luar Negeri, Presiden Joko Widodo mengatakan duta besar negara maju selalu mencari peluang kerja sama ekonomi. Hal itu terlihat dari banyaknya duta besar yang menanyakan peluang kerja sama dalam berbagai proyek besar di dalam negeri.
"Kalau ada pekerjaan besar, mereka [duta besar negara sahabat] pasti datang. Duta besarnya aktif menanyakan peluangnya ada di mana, dan kesempatan yang dapat diambil apa saja," katanya di Gedung Pancasila, Kementeruan Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/2/2015).
Joko Widodo menuturkan hampir 99% duta besar yang mendatanginya saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden bertujuan untuk membahas persoalan ekonomi.
Para duta besar tersebut menanyakan apakah perusahaan asal negaranya dapat ikut dalam berbagai proyek besar yang dikerjakan di dalam negeri.
Menurutnya, permintaan tersebut juga harus ditanggapi dengan tata cara yang sesuai peraturan perundang-undangan.
Artinya, perusahaan asal negara luar juga harus ikut serta dalam proses tender apabila ingin ikut serta dalam proyek nasional.
"Saya berkesimpulan, negara maju itu duta besarnya harus memiliki penciuman yang tajam untuk seluruh urusan yang terkait dengan ekonomi," ujarnya.
Sementara itu, Retno Lestari Priansari, Menteri Luar Negeri, mengatakan diplomasi ke depannya tidak akan berjarak dengan kepentingan nasional.
"Pembekalan yang dilakukan kepada para duta besar, konsulat jenderal, konsulat, dan kuasa tetap bertujuan agar para diplomat mampu bersuara satu dan melangkah dalam satu gerak untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia," ucapnya.