Kabar 24.com, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan, Kalimantan Timur hingga saat ini belum mampu swasembada bahan kebutuhan pokok.
Kota ini masih rawan kelangkaan pangan sebab hampir 90% bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat kota ini harus didatangkan dari Jawa dan Sulawesi.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan Doortje Sorta Susani Marpaung menyatakan hingga saat ini lahan pertanian yang ada di Kota Balikpapan sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan harus didatangkan dari daerah lain.
“Daerah kami sulit mandiri pangan sebab lahan pertanian yang ada hanya sekitar 5% sampai 10% dari luas wilayah yang ada, tentu tidak cukup untuk penuhi kebutuhan,” katanya, Kamis (8/1).
Doortje mengungkapkan pertanian di Kota Balikpapan sulit berkembang karena dinilai kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan sektor pekerjaan lain seperti pertambangan seperti batu bara dan migas dan sektor perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit.
Dia menambah, selain kalah bersaing dengan sektor lain, lahan yang ada di Kota Balikpapan dinilai kurang cocok untuk usaha bercocok tanam tanaman pangan dan hortikultura seperti padi, kubis, cabai dan produk hortikultura lainnya.
“Faktor-faktor ini yang membuat pertanian disini [Balikpapan] tidak berkembang. Tentunya masyarakat akan memilih sektor yang lebih menguntungkan,” ungkapnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi itu mengungkapkan nilai tukar petani (NTP) pada Desember 2014 tercatat turun 0,92% jika dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.
NTP pada November 2014 tercatat 100,25, namun pada Desember 2014 menjadi 99,33.
BPS menyebutkan penurunan NTP Desember 2014 terjadi di semua subsektor yakni subsektor tanaman pangan turun 1,18% dari 95,21 menjadi 94,08. Subsektor hortikultura turun 0,36% dari 97,36 menjadi 97,01.
Kemudian NTP subsektor perkebunan rakyat turun 0,86% dari 104,85 menjadi 103,95. Subsektor peternakan turun 0,3% dari 103.33 menjadi 103.02. Subsektor perikanan turun 2,31% dari 100,69 menjadi 98,36.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani. Artinya, tingkat kesejahteraan petani di provinsi ini semakin terpuruk.
“NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan,” ungkap Kepala BPS Kalimantan Timur Aden Gultom.
Balikpapan Rawan Kelangkaan Sembako
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur hingga saat ini belum mampu swasembada bahan kebutuhan pokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : M. Taufiqur Rahman
Editor : Rustam Agus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

32 menit yang lalu
Harga Buyback Naik 34,80%, Deretan Pembeli Emas Antam Masih Boncos

1 jam yang lalu
Ramalan Harga Emas Terbaru JP Morgan
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

18 menit yang lalu
Kejagung Sita Koleksi 130 Helm Milik Tersangka Kasus Suap Vonis CPO

21 menit yang lalu
Blak-blakan Dedi Mulyadi soal Tunggakan Pajak Mobil Lexus Rp42 Juta

24 menit yang lalu
Prabowo Tunjuk Jokowi Jadi Delegasi Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan

39 menit yang lalu
Kejagung Sita Uang Rp5,5 Miliar dari Bawah Kasur Rumah Hakim Ali Muhtarom
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
