Bisnis.com,SEMARANG—Gedung Oudetrap di Kota Semarang yang dibeli pemerintah setempat diharapkan bisa menjadi pioner dalam pengembangan Kota Lama.
Eko Cahyono, Asisten I Pemkot Semarang, mengatakan tujuan utama pembelian gedung dengan harga Rp8,7 miliar itu agar pemkot memiliki sarana atau aset di Kota Lama.
Menurutnya, gedung itu bisa dijadikan sebagai media komunikasi maupun untuk menggelar acara-acara yang sifatnya menghidupkan kembali Kota Lama.
“Gedung ini akan dijadikan pioner pengembangan kawasan tua itu. Selain itu agar Pemkot bisa atau mampu menghadirkan sebuah contoh konservasi yang baik dan benar bagi investor yang ingin mengembangkan gedung,” terangnya dalam laman resminya, Selasa (6/1/2015).
Pembelian, katanya, tidak serta merta langsung menunjuk gedung dan menawar harga. Tapi mekanismenya melalui kajian dengan menunjuk konsultan atau pihak ketiga.
“Sebelumnya ada 10 gedung di kawasan Kota Lama yang kami bidik. Dari gedung itu kami diskusikan dan mengerucut menjadi tiga, yakni gedung Marba, gedung eks-BTPN (sebelah timur taman srigunting), kemudian Oudetrap,” paparnya.
Kepala Bidang Aset Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang Satrio Imam menambahkan pemkot menunjuk konsultan apraisal yang berasal dari Semarang untuk melakukan kajian harga.
“Kami kesulitan menaksir gedung Marba karena menurut informasi kepemilikannya tidak jelas. Tim apraisal juga tidak bisa masuk gedung karena terkunci. Jadi hanya dua gedung yang dilakukan kajian, yakni eks-BTPN dan Oudetrap. Dari hasil kajian tim apraisal, keluarlah angka Rp9,5 miliar untuk Oudetrap. Kemudian kami panggil pemilik gedung untuk melakukan penawaran dan akhirnya deal dengan pemilik Oudetrap Rp 8,7 miliar,” paparnya.