Kabar24.com, BANDUNG—Meluapnya air Sungai Citarum akibat tingginya curah hujan telah membuat roda perindustrian di wilayah Bandung Selatan nyaris lumpuh karena operasional yang terganggu dan akses jalan yang terputus oleh banjir.
Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Kevin Hartanto mengatakan puluhan pabrik, termasuk pabrik tekstil dan produk tekstil, di kawasan tersebut dipastikan mengalami kerugiaan meski belum dapat diperkirakan berapa besarnya.
“Yang kebanjiran itu ada yang tempat produksinya, ada yang jalan aksesnya karena banjir terjadi di depan pabrik. Tentu angka kerugian tidak sama. Kalau banjir sampai masuk ke tempat produksi, jelas akan sangat rugi,” katanya saat dihubungiBisnis, Senin (22/12/2014).
Banjir akibat luapan Sungai Citarum menggenangi Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kab. Bandung. Lokasi terparah, yakni di kawasan Kampung Cigosol dan Muara, tepatnya di jalan raya Baleendah-Rancamanyar, yang tergenang banjir sejak Rabu (19/11) malam.
Dia menuturkan sejumlah pelaku industri yang memiliki pengalaman dengan banjir di kawasan Bandung Selatan telah mengantisipasi dengan meninggikan gerbang dan benteng pabrik, sehingga luapan air tidak masuk ke dalam pabrik.
“Di dalam pabrik tidak banjir, tetapi di luar banjir, berarti kerja pasti terganggu, pengiriman barang yang harus ekspor pasti akan terhambat. Kalau sampai terlambat, tentu perusahaan akan membayar [ganti rugi],” sebutnya.
Potensi banjir makin parah diperkirakan masih mungkin terjadi karena curah hujan masih tinggi, sebagaimana pengamatanBisnis pada Senin (22/12) yang harus menggunakan becak yang telah ditinggikan ataupun perahu karet sebagai satu-satunya alat transportasi yang dapat melintas di kawasan tersebut.
“Yang sudah berpengalaman pasti sudah membenahi agar produksi tetap berjalan. Tetapi untuk urusan akses jalan, tentu itu tugas pemerintah. Operasional terganggu, pegawai sulit masuk kerja. Bukan tidak mau kerja,” papar Kevin.