Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Kantongi Hak Paten Kopi Arabica Java Sindoro Sumbing

Kopi Arabica Java Sindoro Sumbing telah mendapatkan hak paten dengan terdaftar resmi di Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.n

Bisnis.com, SEMARANG—Kopi Arabica Java Sindoro Sumbing telah mendapatkan hak paten dengan terdaftar resmi di Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan perlindungan terhadap seluruh komoditas terutama yang dihasilkan petani harus mendapat perhatian serius. Pihaknya menerangkan komoditi dalam negeri jangan sampai diakui negara lain sehingga merugikan petani.

”Kami harus melindungi komoditas yang ada di sini. Sesuai cerita direktorat jenderal HAKI yang menyampaikan bahwa  kopi Arabica di Kota Brussel-Belgia sudah didaftarkan oleh pengusaha asing. Namun beruntung bisa dicegah dan akhirnya tidak diloloskan,” kata Gubernur dalam laman jatengprov.go.id, Rabu (17/12/2014).

Agar kejadian serupa tidak terulang, menurut Ganjar, komoditas harus didaftarkan ke HAKI untuk mendapatkan hak paten. Pengakuan dari HAKI akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas karena petani merasa dilindungi.

Menurutnya, beberapa komoditas di Jateng khususnya perkebunan sudah dipatenkan.  Salah satunya komoditas kopi Arabica Java Sindoro Sumbing. Komoditas tersebut memperoleh sertifikat Indikasi Geografis (IG).

Dengan memiliki sertifikat itu, ujarnya, maka siapa pun yang akan menggunakan merk tersebut harus membeli di daerah asal. Hal Ini menjadi cara memproteksi komoditas di Jawa Tengah. ”Selain kopi, Pemprov Jawa Tengah akan mematenkan mete dan kelapa kopyor,” ujarnya.

Dirjen HAKI Kemenkum HAM Ahmad Ramli mendukung upaya Jateng untuk mematenkan komoditas petani. Salah satunya adalah sertifikasi  terhadap kopi arabika Java Sindoro-Sumbing yang didaftarkan atas letak geografis, pH tanah dan indikasi lingkungan.

Sebagai informasi, kinerja pembangunan perkebunan pada tataran mikro menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal itu ditandai dengan kenaikan produksi sembilan komoditi utama rata-rata 2,71%.

Antara lain karet, kopi, teh, lada, nilam dan jambu mete. Khusus tebu, pada 2014 produksi tebu dan gula telah melebihi target yaitu mencapai 373. 679,15 ton, atau sekitar 100,47% dari target 371.938 ton gula tebu.

”Kami berharap prestasi ini bisa dipertahankan atau ditingkatkan sampai 2017 untuk mendukung Swasembada Gula Nasional pada 2017,” ujar Ganjar.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper