Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

40.000 Ha Kebun Karet Sumsel Sudah Tua

Perkebunan karet rakyat di Sumatra Selatan butuh peremajaan lahan seluas 40.000 hektare per tahun untuk meningkatkan produktivitas dari tanaman tersebut.
/Bisnis-Dedi Gunawan
/Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, PALEMBANG -- Perkebunan karet rakyat di Sumatra Selatan butuh peremajaan lahan seluas 40.000 hektare per tahun untuk meningkatkan produktivitas dari tanaman tersebut.

Namun hingga saat ini realisasi peremajaan lahan karet yang didanai oleh pemerintah masih jauh dari angka kebutuhan itu.

Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Fakhurrozi mengatakan pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan peremajaan itu karena terkendala minimnya anggaran.

"Kalau dari APBD Sumsel jelas tidak cukup untuk meremajakan 40.000 ha lahan. Selama ini alokasi yang ada hanya berkisar untuk 2.500 ha kebun karet," katanya, Jumat (12/12/2014).

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah pusat mau meningkatkan alokasi anggaran untuk peremajaan kebun karet di Sumsel, minimal 50% dari kebutuhan.

Dia mengemukakan selama ini pemerintah hanya menganggarkan APBN untuk peremajaan sekitar 2.500 ha per tahun.

Fakhurrozi melanjutkan sebetulnya terdapat pula petani karet yang akhirnya mampu meremajakan lahan secara swadaya.

"Untungnya ada petani yang bisa meremajakan kebun karetnya sendiri itu cukup membantu," katanya.

Dia menambahkan saat ini terdapat seluas 1 juta ha kebun karet di Sumsel. Adapun karet yang butuh peremajaan adalah yang berusia 20--25 tahun.

Sebagai informasi, biaya peremajaan karet tergolong mahal. Petani harus mengeluarkan dana sekitar Rp5 juta -- Rp7 juta per ha untuk mengganti tanaman-tanaman yang sudah berumur tua dan berkurang produktivitasnya itu.

Pemerintah pusat sendiri sebetulnya memiliki program gerakan nasional (Gernas) peningkatan perkebunan karet rakyat.

Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Sumsel Safar Bahri mengatakan dana tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) bisa menjadi salah satu solusi dari permasalahan petani karet yang terkendala permodalan untuk meremajakan kebunnya.

“Memang tetap kurang dananya walau dibantu oleh APBN dan APBD, tetapi kalau ada CSR dari perusahaan swasta untuk membantu peremajaan ini akan lebih bagus," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper