Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan Setu Babakan sering dimanfaatkan warga untuk melakukan kegiatan memancing. Selain ikannya cukup banyak, mancing di sana tidak dikenakan biaya alias gratis.
Ucup, salah satu pemancing, mengaku meski rumahnya di Pejaten namun ia sering datang ke Setu Babakan untuk memancing sekaligus mencari hiburan bagi kedua anaknya.
“Ya kita di sini gak cuma mancing, tapi sekalian ngehibur anak-anak. Mancingnya juga kan gratis,” katanya saat ditemui Bisnis, di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Jumat (12/12).
Kendati demikian, menurut dia hasil pancingan di sini tidak menentu. Bila sedang hoki bisa mendapatkan lima ekor ikan. “Kalau lagi ga hoki, ya ga dapet apa-apa paling Cuma hiburan saja,” katanya.
Yusuf menuturkan jika ingin mendapatkan ikan lebih banyak, maka harus memancing di malam hari. Menurut dia, di malam hari jumlah warga yang memancing pun jauh lebih banyak. “Kalau malam hari, ikan lebih lapar sama umpan,” katanya.
Selain mujair, menurut Yussuf jenis ikan yang sering didapati di Setu Babakan biasanya adalah ikan mas, gabus, dan udang.
Bahkan, ia pernah melihat ada pemancing yang mendapatkan ikan belida. "Ikannya gede banget, beratnya sekitar 5 kilogram,” katanya.
Tak berjauhan dari Yusuf, hal yang sama juga dilakukan Supeno, warga sekitar Setu Babakan. Menurut dia kalau sore menjelang, tepian setu akan dipenuhi warga yang memancing. "Pokoknya orang Ciganjur dan sekitarnya, mancingnya pada di sini,” katanya.
Selain itu, mancing di Setu Babakan tidak dipungut biaya alias gratis, cukup bermodalkan alat pancing dan umpan. Tidak mudah mencari tempat pemancingan gratis di Jakarta.
Ia sendiri mengaku datang ke sini dari jam 14.30, namun masih mendapat satu ekor mujair. "Saya masih belom lihai. Kalo yang lain udah pada dapet banyak,"katanya.
Setu Babakan atau Danau Babakan sendiri berada di wilayah Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan yang berdekatan dengan wilayah Depok, Jawa Barat.
Selain keberadaan danaunya tersebut, Setu Babakan juga terkenal sebagai perkampungan budaya Betawi yang tersisa di Jakarta.