Bisnis.com, CIREBON -- Dampak kenaikan harga BBM mulai terasa oleh masyarakat.
Penumpang angkutan kota di Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan tarif naik sepihak tanpa pemberitahuan dan izin dari Organda juga Dinas Perhubungan. Bahkan pelajar mengaku sampai tak lagi memiliki uang jajan.
Ismail salah seorang penumpang di kota Cirebon, kepada wartawan, Selasa (18/11/2014), mengatakan, kenaikan tarif angkutan kota sepihak jelas merugikan penumpang, meski alasan sopir premium naiknya juga mendadak, sebaiknya diterbitkan dulu aturannya.
"Ongkos angkutan kota di Cirebon kini Rp5.000 sebelumnya Rp3.000 kenaikannya cukup tinggi, sehingga merugikan bagi penumpang," katanya.
Kenaikan angkutan kota di Cirebon mencapai Rp2.000 sangat memberatkan warga, kata dia, sopir angkot naikkan tarif sepihak dan tinggi melebihi 50%, padahal premium dan solar naiknya kurang dari 30%.
Ongkos angkutan kota di Cirebon naik secara sepihak tidak hanya dirasakan oleh penumpang umum, tetapi di kalangan pelajar yang semula Rp1.500 kini menjadi Rp3.000 naik 100%.
Oca salah seorang siswa SMU di Kota Cirebon, menuturkan, tarif angkutan kota naiknya cukup tinggi jadi Rp3.000 sebelumnya hanya Rp 1.500, bagi mereka yang berkecukupan mungkin tidak akan menjadi beban, tapi keluarga kurang mampu akan semakin terjepit.
Ia menuturkan, uang jajan dari orangtua hanya Rp6.000, sebelumnya masih ada sisa sekitar Rp3.000 kini, buat ongkos angkot saja sudah pas, terpaksa harus menahan lapar hingga pulang sekolah.
Ridwan sopir angkutan kota di Cirebon mengaku, terpaksa menaikan tarif angkutan kota mendadak karena harga premium naiknya juga dadakan tidak ada solusi lain kecuali ongkos naik. Memaksakan tarif lama pemilik angkot merugi.