Bisnis.com, LOS ANGELES—Produk baru yang diluncurkan Starbucks, Pumpkin Spice Latte gagal menjadi produk unggulan di outletnya di Amerika Serikat. Hal ini sangat mengecewakan dan menurunkan saham perusahaan di Wall Street sebanyak 5%.
"Ini bukan masalah Starbucks. Tidak ada masalah eskternal untuk isu kompetitif," kata CEO Starbucks Howard Schultz, yang menambahkan bahwa munculnya sistem belanja online telah mengakibatkan orang yang mengunjungi pusat perbelanjaan dan area ritel lainnya selama musim liburan musim dingin dan akhir pekan berkurang.
Reuters melaporkan, Jumat (31/10/2014), bahwa ritel kopi terbesar di dunia mengatakan kenaikan 1% pada pergerakan saham berkontribusi pada perolehan 5% penjualan di outlet wilayah Amerika setidaknya 13 bulan.
Tapi hasilnya justru 6,2 % lebih sedikit dari keuntungan penjualan toko sama yang diperkirakan oleh analis, berdasarkan hasil survei Konsensus Metrix.
Wilayah AS mendominasi mayoritas pendapatan Starbucks. Penjualan untuk wilayah ini meningkat 6% untuk kuartal ketiga, didukung oleh kenaikan 2 % dalam pergerakan saham.
"Kami tumbuh dalam pergerakan, tapi itu di sedikit klip lebih lambat," Troy Alstead, Kepala Operasi Starbucks.