Bisnis.com, KINSHASA - Kelompok sipil Uganda mengkonfirmasi adanya aksi pemberontak di negara tersebut yang diduga menewaskan lebih dari 20 orang semalam dalam serangan kedua mereka dekat Kota Beni.
Kekerasan masih membara di Republik Demokratik Kongo bagian Timur meskipun terdapat pasukan penjaga perdamaian PBB dan pasukan pemerintah di sana. Sebelumnya terdapat pemberontak M23 yang menimbulkan ancaman paling serius terhadap otoritas Kinshasa sejak masa perang di wilayah Afrika Tengah berakhir 2003 lalu.
Menurut juru bicara masyarakat sipil North Kivu Omar Kavota, pemberontak yang beraksi dari kelompok ADF-NALU yang beroperasi di daerah pertabatan Timur negara tersebut.
"ADF membunuh orang-orang ini merupakan sebuah genosida," katanya seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/10/2014).
Menurut pihak keamanan, pada Rabu lalu, pemberontak telah menewaskan 27 orang dalam serangan semalam di desa-desa dekat Beni. ADF-NALU beroperasi bersama serangkaian faksi bersenjata lokal dan asing lainnya di wilayah perbatasan yang mengadung banyak kekayaan mineral.
Belum ada komentar dari pihak penjaga perdamaian PBB di Kongo atau juru bicara di provinsi North Kivu untuk tentara Kongo atas pertumpahan darah yang baru dilaporkan tersebut.
Sebelumya, pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan bahwa ADF-NALU telah membunuh 15 orang, termasuk enam anak berusia antara 7 sampai 17 tahun, dalam serangan antara 5 Oktober dan 8 Oktober 2014.