Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SASTRAWAN SUNDA Wahyu Wibisana Meninggal Dunia

Setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Bandung, seniman Sunda Wahyu Wibisana meninggal pada Senin dinihari (13/10/2014).
Ilustrasi: Majalah Sunda Mangle, insert:Wahyu Wibisana di masa muda/mangle-online.com
Ilustrasi: Majalah Sunda Mangle, insert:Wahyu Wibisana di masa muda/mangle-online.com

Bisnis.com, JAKARTA – Dunia kesusastraan Sunda kehilangan salah satu tokohnya yakni Wahyu Wibisana, yang meninggal Senin dinihari.

Setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Bandung, seniman Sunda Wahyu Wibisana meninggal pada Senin dinihari (13/10/2014).

“Telah wafat: penyair WAHYU WIBISANA hari ini sekitar pukul 00.30 WIB di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Jenazah akan diboyong dari rumah duka di Gegerkalong, Bandung, pukul 9 pagi ini untuk dikebumikan di Tasikmalaya,” tulis budayawan muda Bandung Hawe Setiawan dalam akun Facebook-nya, Senin.

Menurut Hawe, Wahyu Wibisana dimakamkan di pekuburan keluarga di belakang rumah almarhum di Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kabar berpulangnya sastrawan Wahyu Wibisana ini mendapat tanggapan dari sejumlah pemilik akun.

Salah satunya ada yang menyebutkan betapa besarnya jasa Wahyu Wibisana bagi media, sastra, dan budaya Sunda.

Wahyu Wibisana lahir di Tasikmalaya, 19 Januari 1935. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai penyair, penulis skenario, juga sutradara Sunda.

Meraih gelar sarjana di IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia/UPI), Wahyu dikenal dengan sejumlah karyanya, termasuk yang digubah Mang Koko, seniman karawitan, menjadi tembang Sunda.

Wahyu Wibisana juga dikenal sebagai penggagas terbitnya Majalah Sunda Mangle, di Bogor.

Pada Februari 2012, almarhum Wahyu Wibisana meraih penghargaan dari Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jabar untuk kategori Penulis Buku Berbahasa Sunda.

Selanjutnya, pada 2013, bersama majalah Mangle, Wahyu Wibisana mendapat penghargaan Anugerah Rumawat Padjadjaran 2013 bidang kebudayaan dari Universitas Padjadjaran, Bandung.

Wahyu Wibisana juga dikenal sebagai pengajar, jurnalis, dan aktivis di berbagi organisasi kesundaan.

Karya-karya Wahyu Wibisana antara lain:

  • Dua Utusan (1956)
  • Wangsit Siliwangi (1964)
  • Tonggérét Banén (1967)
  • Mundinglaya di Kusumah (1975)
  • Geber-Geber Hihid Aing (1976),
  • Tukang Asahan (1978),
  • Urang Naon di Cinaon (Kumpulan Sajak-1992)
  • Riring-Riring Ciawaking (Kumpulan Dangding, 1999)
  • Anaking Jimat Awaking (Kumpulan Prosa Lirik, 2002)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Facebook/wikipedia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper