Bisnis.com, TARAKAN -- Provinsi Kalimantan Utara membuka peluang investasi pabrik pengolahan rumput laut, seiring potensi sumber daya alam yang melimpah dan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan sektor tersebut.
Bupati Nunukan Basri mengatakan pihaknya berharap investor menanamkan modalnya untuk pengembangan industri pengolahan rumput laut di daerahnya, seiring produksi komoditas tersebut yang meningkat.
“Jangan sampai investor nasional datang terlambat dari investor Malaysia,” ujar Basri dalam semiloka bertema Mendorong Pengembangan Industri Hasil Perikanan dan Rumput Laut Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Ekonomi Kaltara, di Universitas Borneo Tarakan, Kamis (9/10/2014).
Semiloka tersebut diselenggarakan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tarakan dan Universitas Borneo di Tarakan.
Sementara itu, Pj Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan pihaknya membuka pintu investasi di industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan, termasuk rumput laut.
“Saat ini sudah ada investor yang bekerja secara diam-diam, di Nunukan akan dibangun pabrik pengolahan rumput laut. Kami juga mencari investor untuk mengelola hasil perikanan, baik ikan segar untuk ekspor dan ikan olahan. Kami sangat mendukung adanya insentif bagi pengusaha yang mau berinvestasi atau petani dan nelayan yang melakukan usaha,” papar Irianto.
Pemerintah, baik di pusat dan daerah, lanjut Irianto, berkewajiban untuk membangun infrastruktur agar aksesibilitas produksi berjalan lancar, menciptakan keamanan agar investasi berlanjut dan memberikan bimbingan serta asistensi.
Dukungan perbankan untuk sumber pembiayaan, dinilai Irianto, menjadi salah satu kunci terwujudnya investasi.
Wali Kota Tarakan Sofian Raga menegaskan rumput laut menjadi satu dari empat komoditas andalan yang dikembangkan Tarakan, selain ikan, udang dan kepiting.
Pemkot Tarakan, imbuh Sofian, mendukung pengembangan industri pengolahan rumput laut melalui pembangunan infrastruktur baik pelabuhan, bandara, kawasan industri, ketersediaan listrik dan air bersih.
“Untuk listrik tidak ada masalah, pasokan akan terus ditingkatkan dan kami berusaha ketersediaan selalu di atas kebutuhan. Air bersih, kami akan membangun embung baru pada 2015, sehingga pada 2018 produksi air bersih diharapkan 1.000 liter per detik. Kami jamin kebutuhan dua infrastruktur ini untuk investasi pabrik pengolahan rumput laut,” tegasnya.
Irianto, petani rumput laut di daerah pesisir Pantai Amal Tarakan, mengatakan pihaknya mendukung adanya pembangunan pabrik pengolahan rumput laut, sehingga keberadaan fasilitas tersebut dapat meningkatkan harga jual komoditas di tingkat petani.
“Kami sangat setuju bila dibangun pabrik rumput laut di sini. Harga jual akan lebih baik lagi dan manfaat lainnya cukup besar,” ujarnya.
Memasuki 2014, produksi rumput laut di wilayah Kaltara meningkat signifikan menjadi 2.400 ton per bulan.
Sebelumnya pada 2009, angka produksi komoditas tersebut hanya 500 ton per bulan.