Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Pengangguran AS Sentuh Level Terendah Sepanjang 6 Tahun

Penurunan tingkat pengangguran AS hingga level terendah sepanjang enam tahun seiring dengan akselerasi perekrutan tenaga kerja yang dilakukan para pengusaha pada September 2014 memperkuat proyeksi kenaikan suku bunga the Fed pada pertengahan 2015.
Ilustrasi pengangguran di AS/Reuters
Ilustrasi pengangguran di AS/Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON – Penurunan tingkat pengangguran AS hingga level terendah sepanjang enam tahun seiring dengan akselerasi perekrutan tenaga kerja yang dilakukan para pengusaha pada September 2014 memperkuat proyeksi kenaikan suku bunga the Fed pada pertengahan 2015.

Presiden Barack Obama menyatakan perbaikan ekonomi telah terhambat oleh lemahnya upah yang bertahan sepanjang bulan lalu, namun data menunjukkan adanya kemajuan pasar tenaga kerja yang telah dilakukan tahun ini.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan catatan penggajian – yang menunjukkan adanya tenaga kerja yang direkrut – naik 248.000 bulan lalu dan tingkat pengangguran turun dua persepuluh poin menjadi 5,9%, terendah sejak Juli 2008.

"Pada akhirnya, pertumbuhan lapangan kerja tampak seperti adanya ekspansi ekonomi yang seimbang," kata ekonom Sonecon, Robert Shapiro, seperti dilansir dalam Reuters, Sabtu (4/10/2014).

Survei Reuters menunjukkan sebagian besar perusahaan obligasi top Wall Street masih melihat Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga paling lambat Juni tahun depan. Mereka juga menilai pasar obligasi di bawah risiko bank sentral AS yang mungkin bergerak lebih agresif setelah mulai pengetatan kebijakan.

Seperti diketahui, bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol sejak 2008 untuk mendorong investasi dan perekrutan.

Namun, para analis mencatat laporan terkait akselerasi penurunan tingkat pengangguran telah melahirkan sebuah peringatan besar karena upah terus-menerus stagnan. Penghasilan per jam rata-rata benar-benar tergelincir sepanjang bulan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper