Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat laju inflasi September 2014 mencapai 0,26% lebih rendah dengan inflasi nasional sebesar 0,27%.
Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi antara lain bahan makanan sebesar 0,38%, disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,52%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,67%, kelompok sandang 0,09%, kelompok kesehatan 0,10%, kelompok pendidikan 0,73%, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06%.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dody Gunawan Yusuf mengatakan angka inflasi ini didapat dari indeks harga konsumen (IHK) di 7 kota di Jabar yakni Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, dan Kota Depok.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 0,57%, dan deflasi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,15%," katanya di Kantor BPS Jabar, Rabu (1/10/2014).
Menurutnya, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga menjadi penyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,73.
Subkelompok yang mengalami andil inflasi terbesar yakni jasa pendidikan sebesar 0,91%.
"Komoditi yang menyumbang inflasi tertinggi dari kelompok jasa pendidikan adalah tarif perguruan tinggi," ujarnya.
Adapun laju inflasi secara y-o-y selama dua belas bulan terakhir dari September 2014 terhadap September 2013 tercatat sebesar 3,86%.
Adapun untuk kenaikan BBM pihaknya memperkirakan bulan Oktober ini tidak akan mengalami inflasi yang terlalu tinggi, tidak seperti 2013 karena diliputi berbagai masalah.
"Kalau jadi, wacananya BBM akan naik pada November mendatang," ujarnya.