Bisnis.com, SINGAPURA - Para pelaku bisnis Asia Tenggara mengusulkan dibentuknya lembaga independen untuk mengurusi masalah integrasi pada sektor keuangan di regional teersebut jelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
"Dari hasil diskusi kami sebelumnya, disimpulkan bahwa perlua ada lembaga independen untuk masalah integrasi sektor keuangan dan pasar modal se-Asia Tenggara," kata Nazir Razak, Chairman CIMB Group, dalam rangkaian acara ASEAN Business Club Forum 2014, Selasa (9/9/2014).
Dengan demikian, tambahnya, akan lebih mudah untuk menemukan solusi atas rumitnya masalah harmonisasi pasar keuangan Asia Tenggara, tanpa harus merecoki kedaulatan masing-masing.
Piyush Gupta, CEO DBS Bank Ltd, pada saat yang sama menambahkan lembaga indepen yang dimaksud akan berkonsentrasi pada infrastruktur keuangan lintas regional tersebut.
"Misalnya penyeragaman bahasa yang digunakan dalam sistem administrasi, maupun sistemnya itu sendiri," jelasnya.
Keduanya sepakat bahwa memang ada kebutuhan untuk industri finansial dan pasar modal yang efisien dan terintegrasi sebagai upaya mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan demikian, diharapkan pemerintah dan para pebisnis bisa bekerja sama dan mengeksekusi mekanisme semacam itu dengan tepat.
ASEAN Busines Club Forum 2014 merupakan acara yang menghadirkan para pemimpin industri dan stake holders di Asia Tenggara untuk mendiskusikan masa depan integrasi negara-negara di regional itu.
Sepuluh negara yang tergabung dalam Asean (Association of South East Asian Nations) sepakat untuk membentuk Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) pada 2015. Visi utama komunitas itu adalah menciptakan integrasi pasar dan basis produksi regional.