Bisnis.com, JAKARTA Pegiat bisnis negara-negara Asia Tenggara mengeluhkan kurangnya informasi komprehensif mengenai kontribusi dan peran sektor swasta pada implementasi program Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economics Community/AEC).
Dalam sebuah panel diskusi yang digelar The Economist di Jakarta, Rabu (27/8/2014), pegiat bisnis menyampaikan hingga saat ini mereka tidak mendapat informasi pasti penerapan pasar tunggal yang akan direalisasikan pada 2015 tersebut.
Oleh karena itu saya merekomendasikan para business people di Asean menggelar diskusi sendiri untuk membeberkan apa yang menjadi keuntungan kami saat MEA diimplentasikan. Kita tidak bisa terus menunggu sosialisasi pemerintah, ungkap Direktur Eksekutif Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani.
Padahal, papar Shinta, jika telah tergabung di bawah payung MEA, perusahaan-perusahaan di blok 10 negara ini harus bergerak bersama-sama, mengupayakan keuntungan dari implementasi pasar tunggal.
Selain dampak positif yang bisa diperoleh, ia pun menggarisbawahi pentingnya korporasi-korporasi Asean untuk merumuskan hal-hal negatif yang bisa saja terjadi pada setiap sektor.
"Bagaimanapun pasar kita akan dibuka, persiapan ini harus kita lakukan. Jangan sampai kita kecolongan, kita juga harus mempertahankan apa yang menjadi keunggulan kita," ujarnya.
Seperti diketahui, negara-negara Asean akan melaksanakan kesepakatan MEA pada 2015 mendatang, dengan mengintegrasikan aktivitas ekonomi regional yang berusia 47 tahun tersebut.
Direktur Jenderal kerjasama Indonesia-Asean Kementerian Luar Negeri Indonesia, I Gusti Agung Wesaka Puja beberapa waktu lalu bahkan menyampaikan implementasi MEA berpotensi besar bagi pertumbuhan ekonomi, layaknya integrasi yang diimplementasikan oleh negara-negara Zona Euro.
Adapun 4 realisasi pokok MEA yaitu implementasi pasar tunggal dan basis produksi, peningkatan kompetensi ekonomi regional, pengembangan ekonomi berkeadilan, dan integrasi pada aktivitas ekonomi global.
Dengan total penduduk mencapai 600 juta orang dan komposisi usia produktif yang besar, para pengambil kebijakan optimistis integrasi ASEAN akan mengundang investasi dalam jumlah besar. Adapun prediksi perrtumbuhan rata-rata kesepuluh negara adalah 5,6% pada tahun ini.