Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Inggris Belum Merata, Suku Bunga Bakal Ditahan

Kendati, notulensi Bank of England (BOE) pekan ini diperkirakan menunjukkan lemahnya upah sebagai alasan utama bank sentral menahan suku bunga acuannya, tetapi hal itu terasa kontras dengan performa Inggris tahun ini.

Bisnis.com, LONDON— Kendati, notulensi Bank of England (BOE) pekan ini diperkirakan menunjukkan lemahnya upah sebagai alasan utama bank sentral menahan suku bunga acuannya, tetapi hal itu terasa kontras dengan performa Inggris tahun ini.

Sebagai gambaran, Gubernur BOE Mark Carney beralih fokus dari angka pengagguran ke lemahnya pertumbuhan upah tenaga kerja yang mengindikasikan ekonomi Inggris belum pulih sepenuhnya dari kondisi pra-krisis.

“Jika tidak ada perbedaan pendapatan dalam notulensi pekan ini, maka kenaikan suku bunga acuan sudah di depan mata. Tetapi, mereka [BOE] masih harus memperhatikan perkembangan terkait pengangguran dan data upah selama dua bulan ke depan,” kata Stuart Green, ekonom Banco Santander SA di London, Senin (18/7).

Sebanyak 11 dari 18 ekonom dalam survei Bloomberg meyakini komite BOE akan mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5% pada Agustus tahun ini. Bank sentral Inggris itu akan merilis notulensi pada Rabun (20/8) mendatang.

Pemulihan ekonomi Inggris juga masih dihadang sejumlah hambatan, antara lain terus memanasnya konflik geopolitik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, dan memburuknya prospek ekonomi zona euro.

Selain upah, rendahnya inflasi memaksa BOE untuk mempertahankan suku bunganya. Ekonom memperkirakan inflasi melambat menjadi 1,8% pada Juli tahun ini sedangkan BOE memproyeksikan inflasi akan terus berada di bawah target BOE yaitu 2% hingga 2017.

“Ada banyak hal yang membuat mereka [BOE] menahan kenaikan suku bunga, salah satunya ketidakpastian terkait seberapa besar pertumbuhan upah tenaga kerja. Hingga itu [data upah] belum dipastikan, maka pemulihan belum bisa dianggap berjalan mulus,” tambah Mike Amey, analis Pacific Investment Management Co. di London.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper