Bisnis.com, BATU - Minimnya rumah potong hewan (RPH) di Kota Batu, Jawa Timur, membuat pasokan daging sapi harus mengandalkan pasokan daging dari RPH lain di wilayah Kabupaten Malang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pasar Besar Kota Batu, Supriyanto, jumlah RPH di Batu saat ini baru satu yakni yang berada di Sisir Kecamatan Batu. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi, harus mengandalkan RPH yang berada di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
“Pedagang daging sapi di Pasar Besar Batu selama ini banyak mengandalkan RPH dari Dau, karena RPH yang di Sisir kapasitasnya masih belum bisa mencukupi kebutuhan akan daging sapi,” kata Supriyanto, Minggu (10/8/2014).
Pihaknya berharap banyak terhadap pembangunan RPH baru yang dilakukan oleh Pemkot Batu di kecamatan Junrejo. Saat ini pembangunan RPH tersebut sudah selesai. Dan tinggal dioperasikan.
Dengan adanya RPH di Junrejo yang kapasitasnya lebih besar dibandingkan dengan RPH di Sisir, maka ke depan kebutuhan akan daging sapi di Batu bisa tercukupi dan tidak bergantung dengan RPH lainnya.
“Sejauh ini kami sedang menunggu kapan RPH di Junrejo tersebut akan segera dioperasikan,” jelas dia.
Harga daging sapi di pasar Batu pascalebaran sudah berangsur turun. Dari saat Ramadan hingga Lebaran yang berada dikisaran Rp110.000 per kg, berangsur turun di harga Rp98.000-Rp100.000 per kg.
Maraknya pertumbuhan sektor kuliner menyusul perkembangan Batu sebagai daerah tujuan wisata, membuat kebutuhan daging di Batu juga meningkat secara signifikan.
Kabag Humas Pemkot Batu, Sinal Abidin, mengatakan Pemkot Batu saat ini sudah menambah RPH baru yang lebih modern dibandingkan RPH sebelumnya yang dinilai sudah tidak layak lagi. RPH baru di kecamatan Junrejo dibangun dengan anggaran sebesar Rp811 juta.
RPH dibangun di atas lahan seluas 3.500 meter dengan luas gedung 200 meter. Keberadaannya bakal menggantikan RPH di kelurahan Sisir yang tidak bisa melakukan penyembelihan sapi dalam jumlah besar. RPH Sisir juga tidak dilengkapi dengan peralatan yang memenuhi syarat atau sudah ketinggalan jaman.
Pengoperasian RPH tersebut tinggal menunggu peralatan untuk menyembelih seperti katrol dan lainnya senilai Rp183 juta. RPH Sisir hanya bisa menyembelih lima ekor sapi setiap hari. Sedangkan RPH yang baru bisa menyembelih 5-10 ekor sapi setiap harinya.
Nantinya proses penyembelihan akan menggunakan mesin. RPH Junrejo juga akan dilengkapi kandang istirahat dan kandang karantina untuk sapi. Pembangunan kandang istirahat akan dilaksanakan pada tahun ini juga bersamaan dengan pembelian peralatan.
Adapun untuk kandang karantina akan dibangun kemudian bersamaan dengan pembangunan pasar hewan yang masih menunggu pembebesan lahan. Fasilitas tersebut merupakan syarat utama dimana setiap RPH harus dilengkapi dengan kandang untuk istirahat dan karantina.
“Jika RPH Junrejo mulai beroperasi, RPH lama di Sisir bakal diproyeksikan menjadi taman kota. Saat ini RPH baru masih menunggu kelengkapan peralatan. Begitu beroperasi maka RPH lama akan dialihfungsikan menjadi taman kota. Nantinya RPH baru juga akan bersinergi dengan pasar hewan yang pembangunannya direncanakan pada tahun depan,” ujar Sinal.