Bisnis.com, LONDON— Defisit fiskal Inggris terkoreksi pada Juni tahun ini di tengah melonjaknya pendapatan dari pajak dan peningkatan belanja pemerintah.
Badan Pusat Statistik Inggris mencatat defisit fiskal membengkak menjadi 36,1 miliar pound pada kuartal I/2014 dari 33,7 miliar pound pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan defisit tersebut dipicu oleh upaya perusahaan untuk membayarkan bonus pada April tahun lalu.
Pasalnya perusahaan memanfatkan keuntungan dari pemangkasan pajak pendapatan bagi masyarakat kelas atas.
Adapun, pemasukan pemerintah meningkat 4,7% sedangkan belanja juga tumbuh 3,9% pada periode yang sama.
“Pinjaman bersih senilai 11,4 miliar pound, turun tipis dari kuartal I/2013 yaitu 11,5 miliar pound,” kata Badan Pusat Statistik di London, Selasa (22/7).
Data tersebut sekaligus memberikan bukti bahwa penguatan ekonomi Inggris tengah berjalan dan menguntungkan Perdana Menteri Inggris David Cameron, mengingat dirinya bakal mencalonkan diri menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya.
“Pemerintah, terutama Menteri Keuangan George Osborne juga berhadap pembiayaan publik bakal pulih selama beberapa bulan mendatang. Data yang positif akan menjadi legitimasi bagi pemerintah sekaligus pemanis untuk pemilihan umum pada Mei 2015,” tambah Howard Archer, ekonom at IHS Global Insight London.
Setelah data tersebut dirilis, pound terkoreksi menjadi US$1,71 pada pukul 9.35 di London. Ekonomi yang melaju cepat sejak 2007 menyebabkan Office for Budget Responsibility memperkirakan defisit fiskal bertambah menjadi 95,5 miliar pound pada tahun fiskal saat ini atau 5,5% dari produk domestik bruto (PDB). (Bloomberg/57)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1664586373.jpg?w=348&h=261)
