Bisnis.com, MOSKOW -- Rusia Sabtu (19/7/2014) melancarkan kecaman keras terhadap Washington.
Kecaman Moskow disampaikan setelah Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa sebuah rudal yang ditembakkan dari wilayah pemberontak pro-Moskow menyebabkan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines yang tengah melintasi Ukraina.
Dalam komentarnya terkait tragedi yang menewaskan 298 penumpang pesawat penerbangan MH17 rute Amsterdam menuju Kuala Lumpur, Obama mengatakan pada Jumat "bukti-bukti mengindikasikan bahwa pesawat ditembak jatuh oleh sebuah rudal darat-ke-udara yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai pemberontak pro-Rusia di dalam wilayah Ukraina."
Pada Sabtu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pemerintah AS ingin menyalahkan kelompok separatis dan Rusia tanpa menunggu hasil penyelidikan.
"Pernyataan-pernyataan dari perwakilan pemerintah AS merupakan bukti penyimpangan politik persepsi Washington atas apa yang terjadi di Ukraina," katanya kepada kantor berita Rusia.
"Setidaknya, seperti itulah pernyataan-pernyataan itu bisa diinterpretasikan," katanya.
"Meski ada argumen nyata dan tak terbantahkan dari pihak pemberontak maupun Moskow, pemerintah AS terus memaksakan agendanya sendiri," katanya.
Ryabkov menegaskan tuduhan bahwa Washington telah memicu terjadinya ketegangan di negara bekas Soviet itu dengan ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri serta memprovokasi terjadinya gerakan perlawanan yang kemudian membuat presiden pro-Moskow Viktor Yanukovych terguling pada Februari.
"Dalam kekisruhan geopolitik dan upaya-upaya untuk mengaplikasikan metode rekayasa sosial dan politik di mana-mana, Amerika Serikat bertindak seperti dokter bedah yang jahat, pertama memotong dalam-dalam, kemudian menjahitnya kembali secara sembarangan sehingga rasa sakitnya akan bertahan lama."
Wakil perdana menteri Dmitry Rogozin menambahkan, "Gedung Putih jelas-jelas menyatakan siapa yang salah sebelum ada penyelidikan atas tragedi Boeing itu," katanya dalam akun Twitternya.
Harian Rusia Moskovsky Komsomolets pada Sabtu mengutip pengamat militer Viktor Murakhovsky yang mengatakan bahwa pemberontak pro-Moskow sepertinya tidak memiliki pengalaman dan kemampuan teknis untuk megoperasikan sistem rudal canggih Buk yang disangkakan telah digunakan untuk menembak jatuh pesawat Malaysia tersebut.
Sementara harian Kommersant mengatakan kerusakan yang dialami MH17 serupa dengan kerusakan pada pesawat penumpang Rusia Tu-154 yang ditembak jatuh oleh angkatan bersenjata Ukraina saat latihan militer pada 2001 dan menewaskan 78 penumpang.