Bisnis.com, BAGHDAD - Sedikitnya 5.576 warga sipil Irak tewas tahun ini dalam kekerasan di negara tersebut.
Hal itu diungkapkan PBB dalam laporannya mengenai dampak dari kekerasan yang melibatkan serangan militan Sunni di bagian Utara negara itu, Jumat (18/7/2014). Laporan ini mendokumentasikan apa yang mereka sebut "pelanggaran yang mengerikan dan sistematis" terhadap hukum internasional.
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan setidaknya 11.665 telah terluka sejak Januari ketika gerilyawan Sunni yang dipimpin oleh cabang Al Qaeda menyerbu kota Fallujah di provinsi barat Anbar.
Bulan lalu, para pemberontak menduduki bagian Utara Irak, termasuk daerah terbesar Kota Mosul. Dari 2.400 orang yang tewas pada Juni, 1.531 adalah warga sipil.
PBB menemukan kelompok militan itu membunuh penduduk sipil, melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan, penculikan dan pembunuhan politik, masyarakat, dan tokoh agama yang ditargetkan, serta membunuh anak-anak.
Laporan tersebut juga merinci pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok afiliasinya yang bisa menjadi kejahatan perang.
PBB mencatat bahwa memburuknya situasi keamanan di Irak telah membatasi kemampuannya untuk langsung memantau dan memverifikasi insiden yang terjadi.
Adapun Lebih dari 1,2 juta orang telah mengungsi sejak kekerasan meningkat bulan lalu.