Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ritel Inggris Lesu. Suku Bunga Jadi Hantu

Penjualan ritel Inggris melambat ke level terendah selama 3 tahun pada Juni tahun ini, mengindikasikan adanya respons kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga acuan.
Bank of England/Reuters
Bank of England/Reuters

BIsnis.com, LONDON— Penjualan ritel Inggris melambat ke level terendah selama 3 tahun pada Juni tahun ini, mengindikasikan adanya respons kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga acuan.

Konsorsium Ritel Inggris melaporkan belanja ritel hanya naik 0,6% dari periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut juga merupakan laju terlemah sejak Mei 2011, jika volatilitas tahunan akibat liburan Paskah tidak dimasukkan.  

Belanja konsumen adalah mesin penggerak utama ekonomi Inggris selama beberapa tahun terakhir, tetapi Bank of England (BOE) memperkirakan pertumbuhan Inggris bakal merosot pada semester kedua tahun ini.

Tidak hanya itu, produksi industri melemah pada Mei tahun ini dan sektor konstruksi pada Juni justru melambat ke laju terendah selama 4 bulan.   

Menurut Konsorsium Ritel Inggris, kontras dengan bulan lalu, penjualan ritel melonjak 2,6%  pada kuartal II/2014, mencetak pertumbuhan tercepat periode kuartalan.

Tetapi, data tersebut sedikit terusik oleh jatunya konsumsi pada liburan paskah kuartal kedua tahun ini dan kuartal I/2014. Konsumsi terus melambat hingga akhir kuartal ini, setelah mampu naik 2% pada Mei.  

“Spekulasi terkait kenaikan suku bunga telah memukul penjualan ritel,” kata David McCorquodale, ekonom KPMG di London, Selasa (15/7).

Bahkan, tambahnya, penjualan rumah dan furnitur juga stagnan di tengah era booming-nya properti di Inggris.

Spekulasi kenaikan suku bunga BOE dari posisi semula yaitu 0,5% mulai menguat pada Juni lalu dan mengerek naik nilai pound.

Meski begitu, BOE memastikan kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap .  

Tidak hanya itu, lemahnya penjualan ritel juga disebabkan perang harga antarsupermarket yang diprediksi berkontribusi pada penurunan hingga 1,8% terhadap harga yang berlaku di pasaran.

“Konsumen mendapatkan keuntungan dari perang harga itu dan itu menyebabkan tertekannya penjualan pada Juni tahun ini,” jelas Helen Dickinson, Direktur Umum Konsorsium Ritel Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper