Bisnis.com, NEW YORK--Dewan Keamanan PBB mendesak Israel dan Hamas mengakhiri pertikaian mereka di Gaza dan meminta kedua pihak menghormati "aturan-aturan hukum kemanusiaan internasional" serta menghentikan aksi menghilangkan nyawa para korban.
Dalam deklarasi yang dicapai dengan suara bulat, 15 negara anggota DK PBB meminta krisis di Gaza, yang telah menewaskan ratusan orang, itu diturunkan dan mengimbau pihak terkait kembali ke "gencatan senjata November 2012 yang tenang dan pulih."
DK menyatakan 'sangat khawatir' terhadap perlindungan dan kesejahteraan warga sipil di kedua belah pihak.
Israel dan Palestina diimbau kembali ke meja perundingan dengan tujuan untuk mencapai perjanjian perdamaian yang menyeluruh berdasarkan penyelesaian masalah dengan konsep dua-negara.
Dewan mengeluarkan deklarasi tersebut di tengah laporan bahwa delapan warga Palestina lagi-lagi terbunuh dalam serangkaian serangan Israel di Jalur Gaza, Sabtu (12/7/2014).
Serangan-serangan itu telah menimbulkan jatuhnya korban jiwa hingga 135 warga Palestina, yang menurut lembaga medis terjadi sejak permusuhan berkobar.
Para pejabat Gaza mengatakan hampir sekira 950 orang mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
Israel memulai aksi-aksi pemboman mereka, yang disebut sebagai Operasi Perlindungan Perbatasan, pada Selasa dengan tujuan untuk menghentikan tembakan roket lintas batas yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok gerilyawan.
Sementara itu, para gerilyawan Gaza telah menembakkan sekitar 525 mortir dan roket yang mengenai Israel tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Para pejabat militer Israel mengatakan sebanyak 138 roket lainnya telah disergap oleh sistem pertahanan peluru kendali Iron Dome.
KRISIS GAZA: Dewan Keamanan PBB Desak Gencatan Senjata
Dewan Keamanan PBB mendesak Israel dan Hamas mengakhiri pertikaian mereka di Gaza dan meminta kedua pihak menghormati aturan-aturan hukum kemanusiaan internasional serta menghentikan aksi menghilangkan nyawa para korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
44 menit yang lalu