Bisnis.com, RIO DE JANEIRO – Presiden Brasil Dilma Roussef pesimistis atas kemampuan pemerintahannya dalam mengubah kebijakan ekonomi untuk meningkatkan produktivitas Brasil. Selama 2014, aktivitas perekonomian tuan rumah World Cup 2014 itu tumbuh melambat.
Presiden Roussef mengatakan kesulitan mengubah kebijakan ekonomi Brasil, meski ia kembali terpilih menjadi presiden Brasil. “Pertumbuhan kita amat lambat jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia,” kata Roussef, Sabtu (12/7/2014).
Roussef mulai berkampanye untuk kembali menduduki kursi presiden mulai minggu ini. Program utamanya adalah memperluas kesejahteraan sosial dan meningkatkan alokasi bujet untuk kesehatan dan pendidikan.
Padahal, berbagai pemberitaan di Brasil menyampaikan Roussef kehilangan para pendukungnya karena dinilai gagal mengelola inflasi dan menggenjot pertumbuhan Brasil.
Adapun pertumbuhan domestik bruto (PDB) Brasil hanya berekspansi 2% sejak Roussef menjabat pada 2011 lalu, pertumbuhan terendah sejak dua dekade terakhir.
Kebijakannya untuk mengangkat pertumbuhan dengan menekan inflasi hingga 2,5%, justru mencapai 6,5% untuk pertama kalinya pada tahun ini.