Bisnis.com, JAKARTA--Pelaksanaan Asean Economic Community (AEC) yang akan dimulai akhir 2015 tak bisa dibendung lagi.
Pekerja Indonesia harus siap berkompetisi dengan para pekerja asing untuk berkarir di dalam maupun luar negeri.
Karena faktanya, banyak yang merasa yakin bahwa regulasi bersama ini akan menguntungkan para anggota Asean.
Suatu survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan dan aktuaria internasional, Milliman, terhadap para eksekutif asuransi jiwa di 10 negara anggota Asean, kecuali Laos, mengungkapkan bahwa 70% dari mereka merasa seluruh negara anggota akan diuntungkan.
Menurut mereka negara yang akan mendapat keuntungan terbesar adalah Singapura (47%), Indonesia (17%) dan Myanmar (14%). Meski demikian, 20% dari responden memperkirakan bahwa beban persaingan akan kian meningkat.
Pakar Sumber Daya Manusia sekaligus penulis buku Go Global: Guide to a Successful International Career Handi Kurniawan mengatakan para pekerja Indonesia tidak perlu ragu untuk bersaing dengan para pekerja asing.
Namun pekerja kita perlu meningkatkan kualifikasi internasionalnya agar dapat terus berkompetisi dengan baik.
Dengan daya saing yang tinggi, pekerja Indonesia juga bisa menembus karier di luar negeri dan meraih sukses, atau apabila tetap bekerja di Indonesia pun, dapat menjadi pemimpin, bukan hanya menjadi pengikut.
Dia juga menambahkan, orang Indonesia memiliki empat kekuatan penting yang bisa menjadi modal untuk bersaing di era globalisasi.
Berikut penjelasannya berdasarkan rilis yang diterima Bisnis, Selasa (1/7/2014).
1. Dealing with uncertainties (terbiasa hidup dalam ketidakpastian dan situasi yang tidak terprediksi)
Dunia bisnis maupun berbagai aspek kehidupan seringkali bergejolak dan membutuhkan sikap yang fleksibel serta mampu melihat peluang. Orang Indonesia terbiasa hidup dalam ketidakpastian & situasi yang tak terprediksi.
Misalnya kita sering sekali menghadapi pemadaman lampu, kemacetan hebat, kereta yang terlambat. Bagi pekerja asing, hal-hal seperti ini tentu sangat mengganggu mood dan performa mereka bila terjadi mendadak. Bagi orang Indonesia, ketidakpastian ini menjadi makanan sehari-hari sehingga selalu dapat memikirkan back-plan serta toleransi yang tinggi.
2. Resilience & “Untung” mind-set. (tabah dan merasa untung)
Orang Indonesia memiliki sifat tabah, pejuang hidup, dan selalu merasa untung. Dalam keadaan sesulit apapun, kita masih berusaha melihat sisi positif dan tetap melangkah maju meski menghadapi hambatan yang besar.
Ungkapan yang sering kita dengar, “Untung banjirnya hanya semata kaki” atau “Untung macetnya hanya 1 jam…”. Hal ini sepatutnya mencerminkan sikap optimisme orang Indonesia.
3. Diversity (keberagaman)
Orang Indonesia sangat terbiasa dengan keanekaragaman dalam pergaulan. Dengan lebih dari 17,000 pulau dengan berbagai ragam suku dan budaya, orang Indonesia seharusnya bisa menghargai perbedaan, belajar dan bekerja sama dengan berbagai macam orang.
Kemampuan beradaptasi yang tinggi di mana saja menjadi modal penting bagi kita untuk menembus sekat komunikasi. Demikian pula semestinya orang Indonesia dapat bekerja sama dengan orang dari berbagai negara.
4. Creative(kreatif)
Dengan ragam budaya dan tradisi dari Sabang sampai Merauke, orang Indonesia memiliki referensi yang kaya dalam berkreasi di bidang seni: musik, tarian, kuliner, film, dll. Kreativitas ini juga dapat dituangkan dalam dunia pekerjaan apa pun untuk berkarya.