Bisnsi.com, HONG KONG – China tengah diserang “epidemi” baru yang mematikan. Tetapi “epidemi” ini bukan berasal dari virus yang menyebabkan penyakit berbahaya melainkan karena bekerja terlalu berat sehingga menyebabkan kematian.
Seperti yang dilansir dari kantor berita Bloomberg pada Selasa (1/7/2014), sekitar 600.000 penduduk Negeri Tirai Bambu setiap tahun meninggal dipicu karena cara bekerja mereka. Bahkan, China Radio Internationa melaporkan pada April tahun ini setidaknya ada 1.600 orang yang meninggal setiap hari.
Direktur Asian Studies dari Temple University di Tokyo, Jepang Jeff Kingston mengatakan perekonomoian China yang tengah berkembang memaksa mereka untuk menerapkan etos “bekerja keras”. Kematian yang dipicu kerja terlalu keras juga dialami oleh Jepang. Negeri Matahari Terbit itu mencatat pada 2013 terdapat 2.000 kasus bunuh diri di lingkungan kerja.
“Dibanding dengan perusahaan asal Barat, sistem perusahaan Korea Selatan, China, dan Jepang atau negara di “sabuk Konfusius” sangat menekankan dan mempercayai loyalitas dan dedikasi total,” ujarnya.
“Epidemi” ini menyebabkan kekhawatiran pada kesehatan psikis dan kesehatan mental seseorang. Keseimbangan hidup yang timpang karena tuntutan pasar dan tuntutan perusahaan. 60% pekerja di di China memprotes kebijakan yang melegalkan waktu lembur 2 jam per hari. Jam kerja tersebut sangat mempengaruhi kesehatan para pekerja dan juga mempengaruhi keluarga pekerja.