Bisnis.com, BEIJING--Pemerintah Negeri Tirai Bambu memutuskan menggunakan pesawat udara untuk memantau tingkat polusi. Pemerintah ingin menemukan emisi ilegal yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan industri terbesar China.
Kementerian Perlindungan Lingkungan China mengungkapkan beberapa perusahaan yang tersangkut persoalan serius lingkungan yaitu Hebei Iron & Steel Group, pabrik baja terbesar China, Inner Mongolia Yihua Chemical Co, dan Shanxi Huaze Aluminium & Power Co.
Situs kementerian pada Minggu (29/6/2014) juga menyebutkan ada sekitar 254 perusahaan Negeri Tembok Raksasa ditengarai melakukan praktik produksi ilegal di luar ambang batas, sehingga menyebabkan polusi.
Maret lalu, Perdana Menteri China, Li Leqiang menyatakan niatnya memerangi polusi setelah bagian utara negara tersebut diselimuti asap. Penasihat lingkungan pemerintah pun menetapkan kondisi polusi telah melewati baras toleransi.
“Kualitas udara yang buruk merupakan isu penting yang harus diperhatikan pemerintah. Ini akan mengurangi minat investasi asing,” kata kepala World Health Organization (WHO), Margaret Chan.
Pesawat udara yang digunakan China merupakan pesawat tak berawak yang dilengkapi dengan kamera infra merah, yang dapat menangkap kondisi polusi pada wilayah seluas 1000 kilometer persegi. Hingga 27 Juni mendatang, pesawat ini mula-mula akan beroperasi memantau Hebei, Shanxi, hingga perbatasan Mongolia.
Kementerian Perlindungan Lingkungan mengaku akan melakukan segala cara untuk memastikan perusahaan berhenti menghasilkan emisi yang merugikan. Hebei, Shanxi, dan perbatasan Mongolia menjadi perhatian, dikarenakan 7 dari 10 kota dengan tingkat polusi terburuk China berada di wilayah Hebei.
Hebei adalah wilayah yang tidak jauh dari Beijing, dan merupakan penghasil baja terbesar di negara ini, adapun Shanxi dan perbatasan Mongolia merupakan wilayah penghasil batu bara terbesar China.