Bisnis.com, BRASILIA—Pemerintah Brasil mengejutkan ekonom dengan laporan defisit fiskal yang membengkak signifikan selama lebih dari 5 tahun. Pasalnya, perlambatan ekonomi berindikasi terhadap berkurangnya pendapatan dari pajak.
Laporan tersebut mengemukakan defisit fiskal mencapai 10,5 miliar real (US$4,8 miliar), belum termasuk bunga pada pemerintah pusat, bank sentral, dan Kementerian Keuangan dan Pertahanan Sosial.
Surplus fiskal pemerintah pusat selama 12 bulan hingga Mei tahun ini tercatat menyempit menjadi 62,9 miliar real dari 79,4 miliar pada April 2014. Pemerintah menargetkan surplus hingga 80,8 miliar real pada 2014.
“Data itu sangat buruk, membuat target tahun sulit dicapai. Itu [defisit fiskal] merupakan salah satu tanda bahwa kebijakan moneter yang ekspnasif gagal berkompromi dengan inflasi,” kata Flavio Serrano, ekonom senior Banco Espirito Santo de Investimento di Brasilia, Sabtu (28/6/2014).
Real mengalami apresiasi 7,4% tahun ini, melemah 0,1% menjadi 2,19 per dolar pada penutupan Jumat (27/6) waktu lokal.
Sebelumnya, Presiden Brasil Dilma Rouseff berjanji untuk memangkas pajak pendapatan dan meningkatkan program pengalihan pajak ke masyarakat miskin. Kebijakan tersebut tidak terlepas dari perlambatan ekonomi Brazil dan tingginya biaya hidup.
Menurut Serrano, belanja pemerintah berkontribusi dalam mengerek naik inflasi. Inflasi tahunan mengalami akselerasi selama 5 bulan berturut-turut, menyentuh angka tertinggi selama 1 tahun yaitu 6,41% pada pertengahan Juni 2014.
Padahal, pemerintah memperkirakan inflasi mampu ditekan hingga 4,5% pada tahun ini.