Bisnis.com, JAKARTA -- Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Indonesia menyatakan saat ini situasi Negeri Gajah Putih telah kembali pulih setelah kudeta. Oleh karena itu, penduduk negara lain dapat merencanakan vakansi ke Thailand.
Duta besar Thailand untuk Indonesia Paskorn Piriyaphan mengatakan kudeta militer yang terjadi di Thailand tidak sama dengan yang kudeta terjadi di negara lain.
"Takeover oleh militer Thailand justru dilakukan demi keamanan dan kedamaian Thailand. Anda dapat membuktikan kata-kata saya," kata dubes Piskorn di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Direktur Tourism Authority of Thailand di Indonesia Nithee Seeprae mengatakan turis Indonesia yang datang ke Thailand periode Januari-Mei tahun ini turun 5 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Sebelum krisis politik, 600.000 masyarakat Indonesia mengunjungi Thailand sepanjang 2013, tumbuh 30% dari tahun sebelumnya. Namun hingga saat ini, pengunjung asal Indonesia hanya 200.000 orang periode Januari-Mei. Pada konflik-konflik sebelumnya, masyarakat Indonesia tetap pergi ke Thailand," kata Nithee.
Dalam situs Tourism Authority of Thailand dikemukakan jumlah total wisatawan Thailand secara global pada periode Januari-Mei tahun ini adalah 10,36 juta orang. Jumlah pengunjung terbesar berasal dari Eropa, yaitu 7,55%, diikuti Rusia, Inggris, dan Prancis.
Sektor pariwisata memiliki peran besar bagi pertumbuhan Thailand. Setiap tahunnya, sekitar 10 persen pertumbuhan ekonomi Thailand merupakan sumbangan dari sektor pariwisata. Nilai ini merupakan yang tertinggi dari kontribusi sektor lain. Maka itu, Thailand gigih membangkitkan sektor ini kembali pascakrisis
Selain itu, sektor pariwisata merupakan sektor pencipta lapangan kerja terbanyak di Thailand.
Data dari Kementerian Luar Negeri Thailand menunjukkan pada masa krisis, 62 negara dunia mengeluarkan travel advisories ke Thailand, dan 18 di antaranya secara terang-terangan memberikan Thailand ‘red alert’ sebagai tujuan wisata.
Adapun target pertumbuhan wisatawan Thailand untuk tahun ini adalah 15%, atau total 25,6 juta orang. Nilai ini setara dengan pendapatan sebesar bath1,23 triliun atau USD38,4 miliar.