Bisnis.com, BANGKOK – Thailand kembali mempertahankan tingkat suku bunganya di level 2% setelah memastikan perekonomian mulai pulih pascakudeta militer yang mengakhiri masa ketegangan politik.
Rabu (18/6), Bank of Thailand memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga, berdasarkan keputusan sebagian besar dewan rapat. Sebelumnya, ekonom yang disurvei Bloomberg News memprediksikan pemangkasan tingkat suku bunga sebesar 0,25%.
Junta militer Thailand telah memangkas harga solar dan mempercepat belanja anggaran pemerintah untuk menyiasati prediksi kontraksi perekonomian Thailand pada kuartal pertama lalu.
Ekonom Barclays Plc, Rahul Bajoria mengatakan saat ini perekonomian Thailand masih lemah, namun akan pulih pada paruh kedua tahun ini. “Stabilnya situasi politik dan kembalinya fungsi pemerintah untuk menetapkan kebijakan publik, mengindikasikan suku bunga belum perlu dipangkas,” kata Bajoria.
Bulan lalu, baht menunjukkan performa terbaiknya di antara 11 mata uang Asia yang dipantau oleh Bloomberg, dengan penguatan sebesar 1%.
Selain mengumumkan tingkat suku bunga, bank sentral Thailand memangkas prediksi pertumbuhan PDB menjadi 1,5% dari estimasi sebelumnya yakni 2,7%. Namun bank sentral optimistis belanja konsumen dan swasta akan mendorong ekspansi.
“Kami harap ekonomi akan segera pulih di paruh kedua tahun ini, karena situasi politik mulai stabil dan kembalinya fungsi manajemen kebijakan publik. Kebijakan fiskal akan memainkan perannya,” kata Asisten Gubernur BOT, Paiboon Kittisrikangwan di Bangkok.