Bisnis.com, SAN FRANSISCO – Peritel dalam jaringan (daring) Amazon.com tengah tersangkut kasus tenaga kerja. Peritel daring terbesar dunia itu dituding tidak memperlakukan pegawainya dengan layak.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menyampaikan minggu ini mereka akan melakukan pemeriksaan terhadap dua pegawai Amazon yang tewas di gudang kerja.
“Satu pria meninggal pada Desember 2013 ketika sedang menyortir paket di sistem conveyor di Avenel – New Jersey, dan kematian berikutnya terjadi 1 Juni lalu di gudang Amazon di Carlisle, Pennsylvania,” kata salah satu pihak Departemen Tenaga Kerja, Sabtu (14/6/2014).
Dalam beberapa waktu terakhir, Amazon tmendapatkan banyak kritik, termasuk dari Serikat Buruh, terkait perlakukannya pada pegawai.
Awal tahun lalu, para pekerja menolak disatukan dalam Serikat Buruh oleh Amazon. Pada 2013, pekerja Amazon di Jerman mogok, menuntut kesepakatan upah kolektif dan kenaikan upah minimum.
Penyelidikan dilakukan di saat yang bersamaan dengan rencana pembukaan pusat distribusi baru di beberapa negara, oleh Direktur Eksekutif Amazon, Jeff Bezos.
Tahun ini Amazon merencanakan akan membangun beberapa pusat distribusi untuk memaksimalkan pelayanan pada konsumen.
Pertengahan 2013, Amazon telah menghabiskan hampir US$13,9 miliar untuk membangun fasilitas baru. Per akhir 2012 Amazon memiliki total 89 gudang dan berencana membangun 5 gudang lagi.