Bisnis.com, JAKARTA - Indonesian Police Watch meminta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Pol. Sutarman untuk menjelaskan ihwal pertemuan antara Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Komjen Pol. Budi Gunawan dengan sejumlah tim sukses Jokowi-JK di sebuah restoran di Jakarta.
Pertemuan perwira tinggi Polri tersebut dipotret oleh Arief Poyuono, Ketua FSP BUMN Bersatu yang kebetulan berada di Restoran Khas Senayan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/6/2014). Dalam pertemuan itu, terlihat juga Trimedya Pandjaitan, politikus dari PDIP.
"Bagaimana pun pertemuan itu bisa mengganggu netralitas Polri pada pilpres 2014 dan bisa dinilai sebagai persekongkolan elit untuk merebut kekuasaan," jelas Ketua Presidium IPW Neta S. Pane dalam penjelasan tertulisnya, Senin (9/6/2014).
Menurut Neta, selain mengganggu netralitas Polri selama pemilu berlangsung, pertemuan tersebut juga dinilai dapat menimbulkan polarisasi antaraparat keamanan pilpres 2014.
"Polarisasi yang muncul itu seolah-olah Polri mendukung Jokowi-JK dan TNI mendukung Prabowo-Hatta, selama ini isu yang dimunculkan adalah babinsa-babinsa seolah-olah dikerahkan untuk mendukung Prabowo-Hatta " tambah Neta.
Polarisasi ini, lanjut Neta, apabila dibiarkan dapat membahayakan situasi politik menjelang Pilpres 2014 dan juga bagi situasi keamanan nasional jangka panjang.
Neta pun meminta agar Kalemdikpol Komjem Pol. Budi Gunawan untuk memberikan klarifikasi mengenai pertemuannya dengan tim sukses Jokowi-JK tersebut.
"Klarifikasi ini penting dilakukan dalam rangka menjaga netralitas Polri dan agar Polri tidak berbenturan dengan masyarakat pendukung capres tertentu maupun dengan jajaran Polri," jelasnya.
Sebab, menurut Neta, pada pemilu 2004 persongkolan elit Polri dengan partai politik pernah terjadi, "Bahkan kaos bergambar parpol banyak ditemukan di sejumlah Polsek dan Polres. Sikap tidak netral ini tentu sangat disayangkan."