Bisnis.com, BANGKOK - Pemimpin Militer Thailand Prayuth Chan-Ocha menyatakan pihaknya tengah mempersiapkan penyelenggaraan pemilihan umum dalam jangka waktu satu tahun tiga bulan.
Dalam pernyataan resmi yang disiarkan lewat televisi, Prayuth menjelaskan bahwa pihaknya memerlukan jangka waktu selama lebih dari satu tahun untuk mempersiapkan segalanya dengan baik.
Jangka waktu tersebut juga diperlukan untuk terlebih dahulu menciptakan stabilitas politik di Thailand yang diguncang konflik politik selama kurang lebih enam bulan terakhir dan diikuti oleh kudeta kekuasaan oleh militer pada 22 Mei 2014.
"Kami membutuhkan waktu satu tahun tiga bulan untuk mempersiapkan pemilu," katanya sebagaimana dikutip oleh CNN, Sabtu (31/5/2014).
Prayuth juga mengklaim bahwa pengambil alihan kekuasaan oleh militer bukanlah sebuah tindakan kudeta. Menurutnya, langkah tersebut terpaksa diambil untuk menghentikan situasi politik yang semakin tidak menentu setelah Perdana Menteri Thailand dipaksa turun dari kekuasannya.
Intervensi militer secara langsung terhadap politik Thailand merupakan pertama kalinya sejak 2006, ketika Perdana Menteri Thailand saat itu, Thaksin Shinawatra diturunkan paksa lewat kudeta militer.
Dalam kesempatan yang sama, Prayuth menekankan ancaman bagi para demonstran yang hingga kini masih aktif memprotes aksinya. Dia mengancam akan menggunakan tindakan kekerasan jika aksi protes terus berlanjut.