Bisnis.com, SURABAYA - Kementerian Perhubungan mengaku masih mempelajari proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) berupa trem dan monorel di Surabaya sebelum mencairkan anggaran Rp8,8 triliun yang berasal dari APBN.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan Kemenhub masih mengecek dan menyesuaikan anggaran yang diminta Pemerintah Kota Surabaya untuk pembangunan mega proyek itu.
"Ini sedang dipelajari karena yang paling penting dari proyek ini adalah integrasi antar moda baik trem dan monorel, dan moda lainnya terintegrasi dengan bandara, dari pelabuhan baru ke pelabuhan lama. Semua itu harus dipadukan menjadi satu masterplan," katanya usai mengisi pembukaan Young Engineer and Scientist (YES) Summit 2014, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (30/5/2014).
Dia menambahkan pihaknya harus tahu jelas tugas masing-masing instansi dalam mengerjakan proyek dan mengoperasikan transportasi masal tersebut.
"Itu yang sekarang kami lihat supaya tahu, siapa berbuat apa, dan melakukan apa," imbuhnya.
Sebelumnya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan dokumen rencana kerja pemerintah (RKP) untuk pembangunan angkutan masal cepat sudah memasuki tahap final dan sedang menunggu kucuran dana dari Kemenhub.
Dalam perencanaanya, transportasi monorel akan menghubungkan Surabaya barat dengan Surabaya timur sepanjang 24 Km dengan 25 titik halte. Monorel akan menggunakan 4 gerbong dengan kapasitas tampung 200 penumpang.
Sedangkan trem akan menghubungkan Surabaya selatan dengan utara sepanjang 17 Km dengan 29 titik pemberhentian. Bahkan, direncanakan trem akan memiliki gerbong khusus sepeda kayuh bagi para pesepda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel