Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS THAILAND: Pemerintah Yakin Ekonomi Tumbuh Lagi

Pemerintah Thailand optimistis ekonomi mampu terangkat lebih dari 1% pada kuartal II/2014, setelah terkontraksi pada kuartal I/2014.
Mata uang Bath Thailand/
Mata uang Bath Thailand/

Bisnis.com, BANGKOK - Pemerintah Thailand optimistis ekonomi mampu terangkat lebih dari 1% pada kuartal II/2014, setelah terkontraksi pada kuartal I/2014.

Pasalnya, pemerintahan di bawah junta militer ini mengklaim program pembayaran subsidi beras yang akan dilakukan berdampak signifikan terhadap kebangkitan ekonomi Negeri Gajah Putih ini.

"Saya yakin ekonomi dapat terakselerasi setidaknya 2%-3% pada tahun ini," kata Somchai Sajjapong, Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan di Bangkok, Kamis (29/5/2014).

Junta militer yang mengisi kekosongan pemerintah sejak tergulingnya mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra berkomitmen untuk membayar 90 miliar baht (US$2,75 miliar) kepada petani.

Tidak hanya itu, pembayaran subisidi beras tersebut juga diklaim berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 0,2% pada tahun ini.

Tidak hanya membayar subsidi beras, pemerintah juga harus merencanakan anggaran dan investasi sehingga dapat mengerek naik pertumbuhan ekonomik, setidaknya dalam waktu dekat, ungkap Thammarat Kittisiripat, ekonom TMB Bank.

Dia juga menambahkan penguatan ekonomi pada kuartal II/2014 masih menyisakan peluang, terutama pada kuartal IV/2014 seiring dengan pulihnya permintaan eksternal.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi 2,6% dari 4% tahun ini.

Pada saat yang sama, laporan pemerintah menunjukkan defisit neraca perdagangan membengkak hingga US$1,45 miliar pada April tahun ini, jauh melampaui prediksi sejumlah ekonom yaitu US$600 juta.

Adapun, ekspor merosot 0,9% pada April 2014 year-on-year (yoy), sedangkan impor melorot 14,5%. Meskipun begitu, Kementerian Perdagangan Thailand menyatakan ekspor masih memiliki peluang untuk menguat di kisaran 4%-4,5% pada kuartal II/2014.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper