Bisnis.com, JAKARTA -- Investasi di bidang pendidikan menjadi bagian yang penting dalam pembangunan negara, apalagi negara yang masih bergantung pada ekpor-impor komoditas seperti Indonesia.
Menurut Regional Director ICAEW untuk Asia Tenggara, Mark Billington, untuk dapat bertransisi dari ketergantungan terhadap komoditas ekspor menuju barang manufaktur bernilai tinggi, pemerintah dalam negara tersebut harus berinvestasi di bidang pendidikan dan keterampilan.
“Investasi di bidang pendidikan dan keterampilan merupakan kunci dalam membangun ekonomi berasaskan ilmu pengetahuan,” ujarnya, Jumat (23/5/2014)
Meskipun Indonesia dinilai berhasil menyediakan pendidikan dasar, menurut Mark, pemerintah perlu meningkatkan pendidikan untuk tingkat lanjut. “Terutama mengembangkan keahlian di bidang ilmu pengetahuan dan teknik supaya dapat beralih menuju negara produsen barang bernilai tinggi.”
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2014 menunjukkan pekerja yang tamat sekolah dasar ke bawah sebanyak 55,31 juta orang atau 46,8% dari total penduduk yang bekerja. Tamatan universitas hanya 8,85 juta orang.
Ketika fondasi tersedianya tenaga kerja berpendidikan tinggi tercapai, ketertarikan investor pun dinilai akan tinggi.
Menurut Director of Centre for Economics and Business Research (Cebr) Charles Davis, investor asing yang masuk ke Indonesia juga diharapkan tak sekedar membangun pabrik, namun juga mengembangkan SDM.
“Investasi bukan hanya membangun pabrik dan menciptakan kapasitas baru, namun juga memberikan pengetahuan dan meningkatkan keahlian para pekerja sehingga mereka dapat memproduksi barang-barang dan jasa yang bernilai tinggi,” ujarnya.