Bisnis.com, JAKARTA - Arab Saudi berambisi mengakhiri gelar Dubai Burj Khalifa sebagai gedung tertinggi di dunia dengan menggulirkan proyek prestisius Kingdom Tower di Jeddah.
Konsultan Advanced Construction Technology Services, yang ditunjuk pemerintah Saudi Arabia, sedang melakukan pengujian bahan untuk membangun pencakar langit setinggi 3.280 kaki, lebih tinggi dibandingkan Burj Khalifa yang mencapai 2.716 kaki atau 872 meter.
Menurut Saudi Cazette, pembangunan The Kingdom Tower diperkirakan menelan biaya US$ 1,23 miliar atau sekitar Rp 14,05 triliun dengan asumsi kurs Rp 11.423 per dolar AS.
Gedung pencakar langit ini memiliki 200 lantai dan akan menghadap ke Laut Merah. Bangunan ini membutuhkan sekitar 5,7 juta beton dan 80 ribu ton baja untuk pembangunannya.
Pembangunan gedung tinggi terutama di pantai tidak mudah, apalagi air asin berpotensi merusak gedung. Fondasi yang akan dibangun harus menjadi 200 kaki atau sekitar 60 meter agar mampu menahan air asin dari laut. Untuk itu, Advanced Construction Technology Services akan menguji kekuatan beton berbeda.
Selain itu, beban angin juga akan menjadi masalah bagi bangunan tersebut. Untuk mengatasi tantangan ini, menara akan berubah bentuk secara teratur.
"Karena perubahan bentuk setiap beberapa lantai, beban angin berputar pada bangunan, tidak akan seekstrim pada blok yang benar-benar solid," ujar Gordon Gill, arsitek proyek tersebut kepada construction weekly, seperti dikutip dari laman CNN.
Tantangan lainnya yang akan ditemui yakni mengantarkan beton untuk lantai lebih tinggi. Kemungkinan, para insinyur dapat menggunakan metode serupa yang digunakan ketika membangun Burj Khalifa.
Sekitar 6 juta kaki kubik beton didorong melalui pompa tunggal, dan biasanya dilakukan pada malam hari ketika suhu cukup rendah untuk memastikan bahwa hal itu akan diatur. Rencananya, proyek ini akan dimulai pertengahan 2014.