Bisnis.com, NEW YORK—Thailand menargetkan 200 proyek investasi asing senilai US$12,3 miliar dapat segera disetujui oleh pemerintah pada Agustus mendatang.
Pasalnya, sekitar 200 proyek investasi asing masih menunggu persetujuan pemerintah menyusul krisis politik sejak Desember 2013.
“200 Proyek tersebut setara dengan 400 miliar baht. Penyelesaian proyek itu kira-kira membutuhkan 2-3 bulan untuk disetujui,” ungkap Ajarin Pattanapanchai, Wakil Sekretaris Jenderal Thailand Board of Investment (BOI) di New York, Rabu (21/5/2014).
Thailand telah mengalami kevakuman politik sejak Desember tahun ini. Sebagai gantinya, dewan BOI yang berwenang dalam menyetujui aplikasi investasi juga tidak diangkat lagi hingga April lalu.
Ketegangan politik di ibu kota Thailand, Bangkok memanas seiring dengan protes anti-pemerintah yang berupaya untuk menarik turun Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dari kursi kekuasannya.
Apalagi, pada Selasa (20/5/2014), otoritas militer mendeklarasikan darurat militer untuk meredam protes dan mengembalikan kepercayaan investor.
Krisis politik yang berkepanjangan juga memakan korban yang ditunjukkan oleh tumbangnya pertumbuhan ekonomi Thailand hingga 2,1% pada kuartal I/2014. Ketidakpastian politik telah melemahkan ekspor yang masih lemah dan memangkas konsumsi domestik.
“Belanja pemerintah adalah salah satu permasalahan utama saat ini. Sektor swasta masih beroperasi seperti biasa,” tambah Ajarin.
Lembaga perencanaan pemerintah (NESDB) menyebutkan investasi pemerintah merosot 19,3% pada kuartal I/2014 year-on-year (yoy) dan investasi swasta juga turun 7,3%.
Berdasarkan dara BOI, investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) juga turun di bawah 220 juta baht pada kuartal I/2014 dari 224 juta baht periode yang sama tahun lalu.
“Seharusnya ini [krisis politik] tidak akan mempengaruhi FDI lebih dari 10%. Kami sedang memproses sejumlah aplikasi bernilai di bawah 200 juta baht,” tambahnya optimisis.