Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Didesak Naikkan Suku Bunga

Kebijakan penetapan tingkat suku bunga rendah dalam jangka waktu lama oleh bank sentral Amerika Serikat, dinilai dapat menimbulkan risiko bagi perekonomian. Saat ini dampak negatif belum begitu terasa, karena tidak berefek langsung pada inflasi.
  Gedung Federal Reserve. /Bisnis.com
Gedung Federal Reserve. /Bisnis.com

Bisnis.com, WASHINGTON – Kebijakan penetapan tingkat suku bunga rendah dalam jangka waktu lama oleh bank sentral Amerika Serikat, dinilai dapat menimbulkan risiko bagi perekonomian. Saat ini dampak negatif belum begitu terasa, karena tidak berefek langsung pada inflasi.

Prediksi tersebut disampaikan oleh presiden The Fed regional San Francisco, John William, pada diskusi mengenai kebijakan moneter.

“Salah satu risiko terbesar dari penetapan suku bunga rendah dalam jangka waktu lama yaitu harga aset yang terdorong terlampau tinggi. Dengan kata lain, kebijakan ini ‘meminta’ investor untuk mengambil risiko berat,” kata Williams, Senin (19/5/2014) waktu setempat.

Tahun ini, bank sentral AS The Fed membuka pembelian atas stimulus obligasi mereka secara masif dan berencana segera menaikkan tingkat suku bunga tahun depan. Sejak Desember 2008, The Fed menetapkan tingkat suku bunga rendah mendekati nol.

Menurut Williams, di saat tengah melakukan normalisasi kebijakan moneter, The Fed harus waspada atas distorsi-distorsi yang mungkin telah timbul.

“Saat ini, mungkin kondisi di mana investor menanggung risiko secara berlebihan, belum terlihat. Namun hal ini mungkin saja terjadi di kemudian hari. Setelah nanti memulih, kita tidak ingin perekonomian justru menjadi rapuh,” kata Williams.

Senada dengan Williams, Presiden The Fed regional Dallas, Richard Fisher, pun menyampaikan hal yang sama.

Menurut Fisher, kondisi ini dapat menyebabkan krisis pada masa yang akan datang. “Sasaran terhadap pasar selalu berlebihan,” katanya.

Ia menyampaikan kekhawatirannya mengenai terlalu kecilnya volatilitas di pasar. Kondisi investor dapat dipertimbangkan untuk mengubah kebijakan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper