Bisnis.com, MANADO-- Pemerintah Indonesia terus mendorong pemeliharaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia (coral triangle). Apalaigi, perekonomian Indonesia ke depan diproyeksi bakal ditopang oleh sektor kelautan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo mengatakan sektor kelautan Indonesia saat ini belum digarap optimal tetapi pemerintah perlu menjaga keberlangsungan terumbu karang untuk masa depan.
Kelautan di masa depan bakal menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia karena dua pertiga wilayah nusantara merupakan lautan.
“Ini tugas saya dan semua stakeholder yang ada untuk mendorong pemerintah yang akan datang supaya memiliki political will untuk membangun sektor kelautan. Kelautan akan menjadi mainstream ekonomi Indonesia,” ujarnya di sela-sela kesepakatan 6 negara membentuk kelembagaan Coral Triangle Inisiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF), di Manado, Kamis (15/5/2014).
Sharif mengatakan inisiatif perlindungan terumbu karang sudah dicanangkan sejak 5 tahun lalu, dan saat ini baru bisa disepakati oleh 6 negara yang berada di wilayah coral triangle. Keenam negara yang menyepakati kerja sama perlindungan terumbu karang itu ialah Indonesia, Malaysia, Timor Leste, Papua Nugini, Filipina, dan Salomon Island.
Dia menjelaskan kelembagaan CTI Regional yang berpusat di Manado, menjadi salah satu cara mendorong kepedulian global terhadap terumbu karang dan perhatian terhadap isu lingkungan seperti pemaasan global. Coral triangle diklaim menjadi salah satu paru-paru dunia menyamai hutan Amazon di Brasil.
Sharif menuturkan negara anggota CTI memiliki kewajiban mendukung dana untuk operasional kantor CTI Regional, sedangkan untuk perawatan, pengembagan dan pemberdayaan terumbu karang akan bersumber dari negara
donasi dan LSM.
Indonesia bakal memiliki tanggungan paling besar karena sebagian besar wilayah coral triangle dunia berlokasi di lautan
nusantara. “Namun keuntungan paling besar juga akan Indonesia dapatkan karena populasi ikan akan bertambah,” jelasnya.
Sharif menuturkan perawatan dan pengembangan terumbu karang membutuhkan banyak dana. Dana itu diyakni dapat terkumpul karena Australia dan Amerika telah menyatakan siap mendukung.
Selain itu, banyak NGO yang juga memiliki perhatian terhadap keberlangsungan terumbu karang. CTI Regional di Manado akan bertugas mengolah dana yang ada untuk keberlangsungan terumbu karang dengan memberdayakan masyarakat.
“Banyak NGO yang konsen tetapi mereka biasanya menangani titik-titik terumbu karang tertentu. Nah, itu yang akan CTI gandeng untuk bekerja sama,” jelasnya.