Bisnis.com, MARIUPOL/SLAVIANSK - Pimpinan milisi pro-Rusia memaksakan referendum kemerdekaan di Ukraina Timur yang memantik ketegangan akan timbulnya perang sipil di Ukraina.
Referendum yang dijadwalkan berlangsung di kota seperti Donetsk, Mariupol dan Slaviansk pada hari ini, Minggu (11/5/2014), berpotensi besar menimbulkan perpecahan dan disintegrasi di negara bekas anggota Uni Soviet.
"Saya ingin memilih secepatnya. Kami ingin hidup di negara kami sendiri. Setelah voting, saya akan maju berperang lagi" ujar Zhenya Denyesh, mahasiswa berusia 20 tahun yang diwawancarai Reuters.
Presiden Ukraina Oleksander Turchinov sebelumnya mengancam milisi pro-Rusia agar tak memisahkan diri dari Ukraina. Ancaman itu disertai maklumat bahwa Kiev akan menghancurkan ekonomi kota-kota itu apabila referendum benar dilaksanakan.
Kiev dan negara-negara Barat menuduh Moskow mendalangi krisis berkepanjangan tersebut, dengan cara pengiriman pasukan elit dan persenjataan. Kremlin sendiri selalu mengelak dari tuduhan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel