Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT ASEAN 2014: Negosiasi RCEP Terganjal Enam Negara Partner

Negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP terganjal belum adanya perjanjian perdagangan bebas di antara enam negara partner Asean.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, Nay Pyi Taw, MYANMAR - Negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP terganjal belum adanya perjanjian perdagangan bebas di antara enam negara partner Asean.

Hanya Australia dan Selandia Baru yang sejauh ini sudah menjalin free trade agreement (FTA). Itu pun hanya dengan China. Sementara itu, India, Korea Selatan, dan Jepang belum menjalin FTA satu sama lain.

Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan masalah itulah yang membuat pembahasan tentang modalitas atau hal-hal yang akan dirundingkan menjadi berlarut, sekalipun telah dibahas dalam empat putaran negosiasi.

"Kalau untuk Asean, kita sudah mapping up karena sudah punya Asean Plus One. Jadi, dengan India berapa, dengan China berapa, Korea berapa, sehingga kita bisa lihat rata-rata. Tapi, di antara partner ini kan tidak ada FTA," katanya di sela KTT Asean ke-24, Sabtu (10/5/2014).

RCEP yang mencakup 10 negara anggota Asean dan juga China, Korsel, Jepang, India, Australia, dan Selandia Baru, akan mengintegrasikan seluruh perjanjian perdagangan bebas Asean ke dalam satu skema.

Integrasi itu akan mengonsolidasikan sepertiga produk domestik bruto (PDB) dunia setara US$21,2 triliun pada 2012, dengan total perdagangan US$740,5 miliar.

RCEP adalah skema ambisius yang diinisiasi pertama kali dalam KTT Asean 2012 di Kamboja. Namun, gagasan itu pertama kali dilontarkan dalam keketuaan Indonesia dalam Asean 2011.

RCEP disebut-sebut sebagai 'mekanisme tandingan' TPP yang juga melibatkan anggota Asean, seperti Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Malaysia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper