Bisnis.com, SEOUL - Bersamaan dengan bertambahnya korban tewas akibat tenggelamnya feri Sewol di perairan Korea Selatan lebih dari 100 korban, tajuk rencana di beberapa surat kabar melihat suasana hati masyarakat berubah dari sedih menjadi marah pada pemerintah dalam menangani peristiwa ini.
"Orang-orang menjadi tidak berdaya dan tidak percaya lagi pada pemerintah dalam melindungi mereka di situasi darurat," Chosun Ilbo, surat kabar terbesar di Korea Selatan menyatakan pada headline-nya, “Kantor bencana darurat banyak, tetapi tidak ada bencana yang ditangani."
"Apakah Presiden Park akhirnya mengerti kemarahan masyarakat yang bicara, [bahwa] kita tidak percaya pada birokrasi?” Dong-Illibo, salah satu dari tiga koran terbesar dan dianggap mendukung Presiden Park Geun Hye.
Sebelumnya, Park mengatakan bahwa tindakan yang dilakukab oleh awak feri yang meninggalkan penumpangnya adalah "seperti pembunuhan".
Tenggelamnya feri tersebut merupakan kecelakaan laut terparah sejak tahun 1970 ketika feri "Namyoung" tenggelam, menewaskan 323 orang.
Seperti dilansir Bloomberg pada 22/4/2014, Korea Selatan kemarin memecat seorang pejabat yang terlibat dalam operasi penyelamatan untuk mengambil "foto peringatan" di sebuah situs, menggambar kemarahan para kerabat yang menunggu kabar penumpang yang hilang, juru bicara kepresidenan Min Kyung Wook mengatakan pada wartawan di Seoul.
Penyelam yang ditugaskan mencari korban menemukan lebih banyak mayat.Dari 476 orang di dalamnya, total 101 mayat telah ditemukan, meninggalkan 201 orang masih hilang, Sejauh ini sebanyak 174 penumpang dan awak sudah diselamatkan di hari feri tenggelam pada 16 April.