Bisnis.com, PEKANBARU - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru menyayangkan prilaku Gubernur Riau Annas Maamun yang mengeluarkan kata kotor saat ditanya wartawan soal pengangkatan keluarganya sebagai pejabat di beberapa dinas.
Ketua AJI Pekanbaru Fakhrurrodzi mengatakan apa pun alasannya tidak dibenarkan pejabat publik mengucapkan kata kotor di depan publik. Apa lagi Annas sudah berumur seharusnya bisa lebih bijak menanggapi pertanyaan wartawan.
“Beliau (Annas) pernah mengaku sebagai pendidik, kok begitu sikapnya. Seharusnya dia bisa lebih menjaga sikap sebagai pendidik, sebagai orang tua dan sebagai pejabat publik,” kata Fakhrurrodzi Minggu (21/4/2014).
Dia menyarankan jika Annas kesulitan menahan emosi di hadapan wartawan sebaiknya membuat konfersi pers searah. Tanpa tanya jawab. Setidaknya dengan cara begitu wartawan bisa mendapatkan klarifikasi soal pengangkatan keluarganya sebagai pejabat.
Kepada wartawan Fakhrurrodzi menyarankan sebaiknya pertanyaan lebih diarahkan ke substansinya bukan masuk dalam polemik opini Annas membangun dinasti di Riau. Menurutnya susbstansinya ada di regulasi yang berlaku.
Wartawan dapat menanyakan apakah yang dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Annas Maamun telah melakukan rotasi jabatan lima kali di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Ada anak dan kerabatnya masuk dalam jabatan struktural Pemprov Riau.
Fitriana, diangkat menjadi Kepala Seksi Mutasi dan Nonmutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau. Kemudian, Winda Desrina dilantik menjadi Kepala Seksi Penerimaan UPT Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Riau. Sedangkan saudara iparnya, Syaifuddin, dilantik sebagai jabatan Kepala Subbagian Tata Usaha Bagian Kas Daerah Biro Keuangan Setaprov Riau.
Selain itu anak kandungnya, Noor Charis Putra, diangkat menjadi Kepala Seksi Jalan dan Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Riau. Lalu, menantunya, Dwi Agus Sumarno, yang sebelumnya menjabat Kepala Institut Pemerintahan Dalam Negeri Rokan Hilir, diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Riau.
Banyaknya keluarga yang diangkat sebagai pejabat tersebut membentuk opini Annas sedang membangun dinasti di Riau. Beberapa waktu lalu wartawan media online di Riau, Syawal menanyakan pendapat Annas soal opini tersebut. Tanpa diduga Annas mengucapkan kata kotor dalam dialek melayu.
Sepontan Syawal kaget dan tidak menyangka Annas akan mengucapkan kata kotor tersebut. “Bahkan Annas hampir dua kali mengucapkan kata-kata itu, yang keduanya tidak selesai diucapkan,” kata Syawal.
Hingga kini peristiwa tersebut hangat dibincangkan masyarakat Riau. Banyak yang menghujat dan menyayangkan sikap Annas.