Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Desak G20 Selesaikan Krisis Geopolitik di Ukraina

Jepang mendesak negara-negara yang tergabung di G20 untuk bekerjasama mengurangi ketidakpastian geopolitik di Ukraina karena berpotensi mencederai pertumbuhan ekonomi dunia.
Aso menekankan kerja sama semua anggota G20 untuk mengurangi dampak negatif dari konflik di Ukraina. /reuters
Aso menekankan kerja sama semua anggota G20 untuk mengurangi dampak negatif dari konflik di Ukraina. /reuters

Bisnis.com, WASHINGTON - Jepang mendesak negara-negara yang tergabung di G20 untuk bekerjasama mengurangi ketidakpastian geopolitik di Ukraina karena berpotensi mencederai pertumbuhan ekonomi dunia.

Menteri Keuangan Jepang Taro Aso juga menyambut baik upaya International Monetary Fund (IMF) untuk menggelontorkan dana talangan ke Ukraina.

“Langkah IMF yang membantu Ukraina cukup menurunkan ketidakpastian politik. Meluasnya krisis Ukraina yang mengarah ke meningkatnya tensi antara negara barat dan Rusia memiliki risiko terhadap prospek ekonomi dunia yang mulai terangkat,” katanya di Washington, Jumat (11/4/2014).

Untuk itu, Aso menekankan kerja sama semua anggota G20 untuk mengurangi dampak negatif dari konflik tersebut. Tidak hanya IMF, Jepang juga menyatakan kesediaannya untuk mengucurkan US$1,5 miliar dana talangan untuk Ukraina.

Para pemimpin dunia tengah berkumpul untuk membahas lebih lanjut terkait target yang ingin dicapai G20. Anggota G20 telah berkomitmen untuk meningkatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia hingga 2% atau setara dengan US$2 triliun pada 5 tahun mendatang.

Kendati krisis geopolitik masih berkecamuk di Ukraina dan Rusia, Deputi Keuangan Australia G20 Barry Sterland mengatakan pertumbuhan ekonomi adalah prioritas grup tersebut.

“Fokus utama pertemuan G20 adalah bagaimana masing-masing negara mampu mencapai target yang sudah ditetapkan,” katanya.

Beberapa menteri keuangan di Uni Eropa bahkan telah menyiapkan dokumen yang berisikan draf reformasi guna mengimplementasi tujuan G20, termasuk investasi, perekrutan tenaga kerja, dan kompetisi.

IMF sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di angka 3,6% tahun ini, meskipun krisis politik masih melanda Rusia dan negara ‘Barat’ akibat konflik internal Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper