Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan senilai 5,7 juta euro dari Jerman untuk mengembangkan 23 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) percontohan yang tersebar di 6 provinsi.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut pemerintah untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia menjelang pemeberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun mendatang.
Ahmad Jazidie, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui kualitas tenaga kerja terampil, khususnya lulusan SMK masih rendah.
“Kerjasama antara Indonesia dengan Jerman cukup signifikan untuk meningkatkan kompetensi pelajar SMK. Apalagi, selama ini Jerman terkenal dengan sistem pendidikan vokasionalnya,” tambah Ahmad di Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Secara rinci, pemerintah menargetkan kerjasama tersebut mampu memberikan dampak efektif terhadap kemajuan SMK, mulai dari sistem pendidikannya hingga kualitas lulusannya.
Dirinya mengatakan 23 SMK yang terpilih dalam kerangka kerjasama Indonesia-Jerman dapat menjadi model percontohan bagi SMK lain sehingga terjadi proses pertukaran imu antara siswa dan guru.
Adapun, acuan terhadap kesuksesan kerjasama tersebut dilihat dari dua aspek yaitu waktu tunggu setelah pelajar SMK percontohan lulus, jumlah siswa, kompetensi guru, dan ketersediaan peralatan pendukung proses pembelajaran.
“Hingga 2017, kami harap semua target itu dapat terwujud,” tambahnya.
Lebih lanjut, daya saing tenaga kerja lulusan SMK tidak hanya dilihat dari kualitas siswa SMK itu sendiri, tetapi juga kualitas pengajarnya.
Kemendikbud mencatat SMK masih membutuhkan guru produktif sebanyak 36.000 sehingga pelatihan terhadap kompetensi guru adalah aspek krusial.