Bisnis.com, WASHINGTON -- Gubernur Federal Reserve Janet Yellen memastikan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat tidak akan dilakukan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yakni 6 bulan setelah mengakhiri program pembelian obligasi.
Yellen mengatakan AS masih membutuhkan stimulus the Fed untuk beberapa waktu. Menurutnya, the Fed masih belum dapat berbuat banyak dalam memerangi pengangguran bahkan ketika suku bunga tetap mendekati nol selama lebih dari 5 tahun dan memompa perekonomian hingga US$4,23 triliun dengan pembelian obligasi.
“Komitmen yang luar biasa ini masih diperlukan untuk beberapa waktu, dan saya percaya bahwa pandangan yang luas ini juga dianut oleh rekan-rekan saya para pembuat kebijakan lainnya,” kata Yellen pada pada konferensi pengembangan masyarakat di Chicago, Senin (1/4/2014).
Menurutnya, bekas luka dari resesi besar masih ada, sehingga untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan akan memakan waktu.
Yellen menyoroti bukti nyata di balik angka statistik, ketika seorang penduduk bernama Vicki Lira yang kehilangan dua pekerjaannya kemudian menjadi tunawisma dan saat ini menjadi pekerja paruh waktu di sebuah toko kelontong.
Saham AS menguat setelah Yellen menegaskan komitmen the Fed untuk memacu perekonomian dan memberikan pekerjaan kepada 10,5 juta pengangguran Amerika.
Sebelumnya, harga saham jatuh pada 19 Maret ketika dia mengatakan bahwa the Fed akan mulai menaikkan suku bunga acuan.
“Ini adalah dorongan secara tidak langsung. Saya tidak berpikir dia [Yellen] dapat mengatakan hal yang kontradiktif dengan pernyataannya pada konferensi pers sebelumnya, jadi dia melakukan hal terbaik sebagai gambaran bahwa the Fed akan lebih akomodatif untuk waktu yang lama,” kata Ward McCarthy, Ekonom Jeffries LLC di New York.