Bisnis.com, TOKYO - Dugaan ditemukannya pesawat Malaysia Airlines MH370 di kawasan Samudera Hindia bisa mengubah asumsi aksi teror menjadi aksi hero.
Hal itu dikemukakan Jusman Sjafii Djamal, mantan Menteri Perhubungan yang pernah pula menjadi Dirut PT Dirgantara Indonesia kepada Bisnis.com, di Tokyo, Kamis (27/3).
"Justru kalau nanti black box ditemukan, yang tadinya diduga aksi teror malah bisa berubah jadi aksi heroik," ujar Jusman yang juga perancang N250 itu.
Hal itu, menurut Jusman, akan dapat diketahui dari rekaman percakapan pada black box, yang boleh jadi malah akan menggambarkan upaya pilot untuk menyelamatkan pesawat.
Dia menampik kemungkinan pesawat itu hilang atau jatuh karena aksi teror, mengingat tidak ada indikasi yang kuat yang mengarah pada aksi terorisme.
Jusman malah menduga bahwa ada kemungkinan pesawat tersebut mengalami mulfunction atau gangguan sistem. Bisa jadi akibat dari electrical failure atau mechanical failure, yang kemudian mengakibatkan pesawat hilang kendali.
"Ada kemungkinan yang disebut sebagai dormant failure. Kejadian itu bisa ada peluangnya satu dari 10 juta penerbangan," katanya.
Dia menjelaskan, semestinya hasil pemeliharaan pesawat 12.000 km yang dilakukan dua pekan sebelum kejadian nahas itu juga diperiksa, apa saja yang dilakukan perawatan sebagai indikasi yang terjadi pada pesawat.
MH370 disebut-sebut ditemukan di Samudera Hindia setelah lebih dari dua pekan hilang. Namun perusahaan satelit Inggris Inmarsat belakangan membantah hal itu.
Semula sempat muncul beragam spekulasi atas hilangnya MH 370 termasuk aksi terorisme, bunuh diri pilot dan kerusakan pesawat.