Bisnis.com, JAKARTA - China meminta Malaysia menyerahkan data satelit yang digunakan untuk menyimpulkan bahwa jet penumpang Malaysia Airlines MH370 dipastikan hilang di Samudera Hindia dan seluruh penumpang tidak selamat.
Malaysia Airlines MH370 membawa 239 penumpang dan kru. 154 penumpang di antaranya merupakan warga China. Boeing 777 itu terbang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur tujuan Beijing pada Sabtu (8/3/2014), tetapi sekitar 1 jam setelah lepas landas, pesawat tidak terdeteksi oleh radar.
Beijing merasa cukup emosional mengingat 154 korban pesawat nahas itu berasal dari China.
Dilansir dari time.com, Selasa (25/3/2014), Wakil Menteri Luar Negeri Xie Hangsheng mengatakan kepada duta besar Malaysia untuk Beijing bahwa China ingin tahu apa sebenarnya yang menyebabkan Malaysia mengumumkan pada Senin malam (24/3/2014) bahwa pesawat telah hilang, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada situs webnya.
"Kami menuntut pihak Malaysia untuk membuat jelas dengan basis yang spesifik terhadap pernyataan mereka," ujar Xie seperti dikutip Datuk Iskandar Bin Sarudin selama pertemuan mereka akhir Senin.
Tidak ada tanggapan segera dari pihak Malaysia. Pengumuman Senin memicu kesedih dan marah di Beijing Hotel di mana kerabat korban berkumpul.
Saat ini, sekelompok anggota keluarga membacakan pernyataan mengutuk Malaysia Airlines dan pemerintah dan militer Malaysia dan bersumpah untuk menahan mereka bertanggung jawab atas kematian orang yang mereka cintai.