Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikenai Sanksi, Rusia Kembali Tebar Ancaman ke Eropa

Rusia kembali menebar ancaman dengan melawan sanksi cekal dan isolasi yang ditetapkan oleh AS dan negara-negara Barat, dengan mengancam akan menghentikan pasokan migas ke Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters

Bisnis.com, MOSCOW - Rusia kembali menebar ancaman dengan melawan sanksi cekal dan isolasi yang ditetapkan oleh AS dan negara-negara Barat, dengan mengancam akan menghentikan pasokan migas ke Eropa.

Hal itu berkaitan dengan sanksi yang ditetapkan Aliansi kepada orang-orang dekat Istana kepresidenan Kremlin, tempat Presiden Vladimir Putin bertugas. Sehari setelah sanksi aktif diberlakukan, bos Rosneft, perusahaan minyak terbesar terbesar di Rusia, Igor Sechin mengirim pesan bahwa sanksi negara Barat akan kontra-produktif.

Reuters melansir, Jumat (21/3/2014), Sechin menuturkan Moscow tidak akan merugi apapun jika tidak berhubungan dengan barat, dan mengarahkan segala macam kerja sama, seperti perjanjian suplai energi, kontrak militer dan aliansi militer dengan negara-negara Asia.

Satu hal yang membuat Moscow begitu yakin adalah kesepakatan raksasa pasokan gas dengan Beijing setelah bertahun-tahun negosiasi, yang rencananya akan diteken kedua negara pada Mei besok.

"Makin buruk hubungan Anda dengan dengan Barat, makin dekat Anda dengan China. Dan jika China mendukung Anda, tidak akan ada yang berkata bahwa Anda terisolasi. Jadi Anda tidak butuh Barat," kata peneliti senior Analysis of Strategies and Technologies (CAST) Vasily Kashin.

Sebelumnya, China memang tidak secara eksplisit menentang Barat dan mendukung Rusia dalam kasus Crimea, namun abstainnya Beijing dalam pemungutan suara Dewan Keamanan (DK) PBB memberi isyarat bahwa China memang tidak berpihak kepada Barat.

Dukungan China memang sungguh vital bagi Putin. Selain karena China adalah anggota tetap DK PBB, China juga adalah kekuatan ekonomi menolak turut menyebarkan demokrasi ala AS. Itu pula yang menyebabkan Putin mengucapkan terima kasih kepada Beijing atas pengertiannya soal pendudukan Crimea.

Presiden China Xi Jinping sendiri berulangkali menunjukkan betapa pentingnya ikatan antara Moskwa dan Beijing.

Itu dibuktikan dengan menetapkan Kremlin sebagai kunjungan pertamanya ke luar negeri saat baru dilantik menjadi presiden dan menghadiri pembukaan Olimpiade Sochi ketika pemimpin negara-negara Barat tidak ada yang datang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper